Media Asuransi, GLOBAL – Asia Pasifik mencatat hampir ada 40.000 aksi protes dan kerusuhan pada tahun 2024 yang merupakan tertinggi di dunia.
Allianz Risk Barometer 2025 menemukan bahwa risiko politik dan kekerasan berada di peringkat 10 besar kekhawatiran global selama tiga tahun berturut-turut. Kerusuhan sipil diidentifikasi sebagai risiko kekerasan politik teratas oleh lebih dari 50 persen responden.
Allianz menghimbau para pemilik bisnis untuk meninjau kembali kebijakan mereka atau mendapat kebijakan baru di tengah meningkatnya kerugian akibat gangguan bisnis yang terkait dengan pemogokan, kerusuhan, dan huru-hara (SRCC).
|Baca juga: Klaim Asuransi Meledak Akibat Kasus Penculikan dan Evakuasi Darurat di Asia-Pasifik Meningkat Drastis
Dikutip dari insurancenews, Jumat, 11 April 2025 disebutkan bahwa kerugian yang diasuransikan dari peristiwa SRCC seperti yang terjadi di Chili dan Afrika Selatan telah melebihi US$10 miliar selama dekade terakhir.
Kerusuhan sipil telah menjadi masalah kekerasan politik yang paling mengkhawatirkan bagi para pelaku bisnis di Asia, menurut sebuah laporan baru dari Allianz Commercial.
Kawasan Asia Pasifik mencatat hampir 40.000 protes dan kerusuhan pada 2024, tertinggi di dunia, yang didorong oleh ketidakpuasan terhadap kebijakan pemerintah, persepsi otoritarianisme, tantangan ekonomi, dan kesenjangan sosial.
|Baca juga: Perusahaan Asuransi Inggris Didesak Bayar Klaim Secepatnya untuk Bisnis Terdampak Kerusuhan
India, Pakistan, Korea Selatan, Iran, Indonesia, Jepang, dan Bangladesh termasuk di antara 20 negara teratas dalam hal frekuensi protes dan kerusuhan.
Peristiwa-peristiwa spesifik termasuk kerusuhan komunal di India, demonstrasi yang dipimpin oleh mahasiswa di Bangladesh dan Indonesia, protes anti-perang, dan kerusuhan yang berhubungan dengan darurat militer di Korea Selatan. Pada 2024 saja, lebih dari 80.000 insiden aksi protes tercatat di 20 negara teratas di dunia, dengan India sebagai salah satu yang tertinggi.
Allianz mencatat bahwa kerugian di area ini dapat menyamai atau melebihi kerugian yang disebabkan oleh bencana alam. Meskipun beberapa peristiwa kekerasan politik dapat ditanggung oleh asuransi properti, pelindungan khusus semakin banyak dicari, terutama oleh perusahaan-perusahaan yang beroperasi di berbagai negara.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
OJK Meluncurkan OJK Infinity 2.0 untuk Dorong Inovasi Keuangan Digital
Kamis, 24 April 2025Risiko Penurunan Ekonomi Global Masih Tinggi, Sektor Keuangan Diminta Waspada
Kamis, 24 April 2025
