Media Asuransi, GLOBAL – Banjir yang melanda beberapa provinsi di Thailand pada Oktober 2024, termasuk Chiang Mai, telah menyebabkan kerugian signifikan bagi sektor keuangan negara tersebut. Menurut laporan dari S&P Global Ratings, kerugian yang dialami oleh bank-bank Thailand mencapai US$13 juta.
Kerugian akibat banjir diperkirakan mencapai US$900 juta, setara dengan sekitar 0,17 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) Thailand, menurut data dari Kamar Dagang Thailand. Namun, sektor asuransi diperkirakan dapat mengelola dampak tersebut.
|Baca juga: AAUI Siap Gelar Indonesia Rendezvous 2024 di Bali, Ini Rangkaiannya!
|Baca juga: Bos Asuransi KitaBisa Sebut Asuransi Bukan Hanya tentang Risiko Finansial, Lalu Apa?
Dilansir dari laman Insurance Asia, Kamis, 10 Oktober 2024, S&P menyatakan hingga saat ini, banjir di wilayah utara dan timur laut Thailand telah menyebabkan kerugian sebesar US$13 juta (THB420 juta) bagi perusahaan asuransi.
“Selama bertahun-tahun, perusahaan asuransi telah mengambil langkah signifikan dalam manajemen risiko dan pemodelan hotspot yang rawan banjir,” ungkap S&P.
S&P juga menyoroti Thailand memiliki sejarah banjir besar, termasuk yang terjadi pada 2011 dan 2017. S&P berkomitmen untuk terus memantau kerugian lebih lanjut dalam industri asuransi Thailand dan akan memperhatikan kemungkinan penyebaran risiko banjir ke daerah pusat dan selatan negara tersebut.
|Baca juga: Siasat Asuransi KitaBisa Keruk Cuan dari Potensi Besar Bisnis Asuransi Syariah di Indonesia
|Baca juga: CIMB Niaga Syariah Gelar Haya Festival 2024, Dukung Ekosistem Syariah untuk Semua
Dengan langkah-langkah yang diambil oleh perusahaan asuransi dan pengalaman dari bencana banjir sebelumnya, diharapkan sektor asuransi Thailand mampu menghadapi tantangan yang ditimbulkan oleh bencana alam ini.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News