Media Asuransi, GLOBAL – Warga Selandia Baru menunjukkan kepercayaan diri yang tinggi dalam mengelola keuangan pribadi mereka. Namun, temuan dari riset terbaru yang dirilis Otoritas Pasar Keuangan Selandia Baru (FMA) mengungkap adanya kesenjangan mencolok antara tujuan keuangan yang mereka tetapkan dan produk investasi yang sebenarnya mereka miliki.
Laporan bertajuk ‘Good Cents Kiwis on Savings and Debt‘ menyoroti sikap dan perilaku masyarakat terhadap pengelolaan tabungan, pelunasan utang, serta pencarian nasihat keuangan. Secara umum, warga merasa cukup puas dengan pemahaman mereka terhadap isu-isu finansial, termasuk pengelolaan utang dan strategi menabung.
|Baca juga: 4 Komisaris Bukit Asam (PTBA) Lengser Jelang RUPST Pekan Ini, Siapa Saja?
|Baca juga: AFPI Dorong Fintech Lending Segera Penuhi Ekuitas Minimum Jelang Batas Waktu dari OJK
Meski demikian, hasil survei memperlihatkan masih banyak ruang untuk perbaikan. Salah satu temuan penting adalah ketidaksesuaian antara tujuan keuangan yang diungkapkan dengan perilaku investasi yang dijalankan.
Dilansir dari Asia Insurance Review, Jumat, 13 Juni 2025, banyak responden memiliki minat terhadap produk investasi berimbal hasil tinggi, namun enggan mengambil langkah investasi pada instrumen berisiko seperti saham.
Selain itu, pemahaman mendalam terhadap manajemen utang dan kenyamanan dalam mencari informasi keuangan juga menjadi tantangan. Beberapa responden diketahui tidak memahami sepenuhnya prinsip-prinsip dasar dalam pengelolaan utang, meskipun lebih dari separuhnya memilih strategi melunasi utang berbunga tinggi terlebih dahulu.
Ketertarikan terhadap nasihat keuangan tergolong tinggi, namun masih ada hambatan psikologis dalam membicarakan kondisi keuangan secara terbuka. Sekitar dua dari tiga responden menyatakan terbuka terhadap panduan keuangan, tetapi 42 persen di antaranya merasa tidak nyaman membahas persoalan finansial mereka dengan orang lain.
|Baca juga: Garuda Indonesia Raih Peringkat Tertinggi Ketepatan Waktu Dunia Versi OAG
|Baca juga: Dukung Pemerataan Ekonomi, BNI (BBNI) Klaim Berkomitmen Dukung Pembangunan Nasional
Survei juga mencatat satu dari enam warga merasa kondisi finansialnya tengah memburuk atau seakan ‘tenggelam secara finansial’. Di sisi lain, investasi aktif dalam produk berisiko tinggi dan potensi pengembalian tinggi masih kurang diminati, meskipun hampir separuh responden memprioritaskan imbal hasil tinggi dalam strategi keuangan mereka.
Meski menghadapi berbagai tantangan tersebut, namun mayoritas masyarakat Selandia Baru tetap menunjukkan optimisme terhadap masa depan keuangan mereka.
Sebanyak 66 persen responden dari berbagai latar belakang ekonomi diketahui aktif mencari cara untuk memperbaiki kondisi keuangan mereka dan terbuka terhadap perubahan demi mencapai kestabilan finansial yang lebih baik.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News