Media Asuransi, GLOBAL – Sebuah laporan terbaru dari China Central Television (CCTV) menjadi perbincangan hangat di media sosial Sina Weibo pada hari Rabu, 25 Desember 2024. Laporan tersebut mengungkapkan bahwa banyak akun penipuan daring yang berasal dari daerah pedesaan di China, lebih dari 10.000 lansia telah digunakan untuk mentransfer uang dalam kegiatan pencucian uang.
Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah setempat berupaya mendorong penggunaan kartu asuransi medis elektronik di kalangan penduduk pedesaan, terutama di kalangan lansia. Beberapa platform pihak ketiga yang mendapat izin untuk mengakses kartu asuransi medis elektronik telah melakukan promosi di daerah pedesaan untuk membantu warga desa mendaftar dan mengaktifkan kartu mereka. Namun, sejumlah kelompok kriminal memanfaatkan kegiatan ini untuk mencuri data secara besar-besaran.
|Baca juga: Pasar Deteksi Penipuan Asuransi Diprediksi Capai US$31,8 Miliar di 2032
Menurut laporan CCTV yang dikutip dari Global Times, Jumat, 27 Desember 2024, sejak tahun lalu, lebih dari 10.000 lansia di Provinsi Henan, China Tengah, telah menjadi korban penipuan saat mengaktifkan kartu asuransi medis elektronik mereka. Penipu secara diam-diam membuat akun Alipay atas nama lansia tersebut, yang kemudian dijual kepada sindikat kriminal yang terlibat dalam perjudian daring dan pencucian uang, menjadikan akun-akun tersebut alat untuk transaksi ilegal.
Pada Juni 2023, polisi di Dengzhou, Provinsi Henan, menerima informasi tentang beberapa akun Alipay yang terlibat dalam pencucian uang untuk sindikat penipuan telekomunikasi internasional dan perjudian daring. Setelah penyelidikan, polisi menemukan bahwa pemilik akun-akun tersebut adalah petani yang tinggal di daerah pedesaan terpencil. Akun-akun ini dibuka secara curang selama proses aktivasi kartu asuransi medis elektronik.
Penyelidikan lebih lanjut mengungkapkan bahwa staf platform pihak ketiga yang membantu warga membuka akun ternyata adalah penipu yang tergabung dalam sindikat kejahatan yang canggih. Mereka mendirikan perusahaan teknologi palsu untuk melakukan penipuan data di desa-desa. Para tersangka utama, yang berjumlah 11 orang, diperkirakan telah meraup lebih dari 3,8 juta yuan (sekitar US$520.000) secara ilegal.
|Baca juga: IRDAI Rilis Pedoman Baru untuk Tekan Penipuan Asuransi, Berikut Rinciannya!
Dalam waktu satu bulan, hampir 1.500 akun Alipay digunakan untuk mencuci uang di Dengzhou, dengan volume transfer ke luar negeri melebihi 10 juta yuan, dan transaksi terbesar mencapai lebih dari 60.000 yuan, menurut polisi. Salah satu faktor utama keberhasilan para pelaku adalah mereka mendapat surat rekomendasi resmi dari departemen asuransi medis setempat. Surat ini memberikan kredibilitas kepada penipu, sehingga dokter desa bersedia membantu tanpa kecurigaan dan memungkinkan kelompok ini mengumpulkan data pribadi secara acak.
Polisi kemudian meluncurkan penyelidikan terhadap dua staf yang mengeluarkan surat rekomendasi dari biro asuransi medis Dengzhou. Staf tersebut mengaku bahwa meskipun biro mereka bertugas mempromosikan kartu asuransi medis elektronik, mereka kekurangan tenaga untuk melaksanakan tugas tersebut. Ketika sindikat penipu mendekati mereka dengan jaminan tertulis dan janji untuk membantu mempromosikan kartu secara gratis, mereka menerima tawaran tersebut.
Kurangnya pengawasan dari biro asuransi medis dan pusat manajemen di Dengzhou memungkinkan para pelaku memanfaatkan sistem ini dan menyebabkan pelanggaran data yang meluas. Polisi telah menyerahkan temuan terkait kepada otoritas disipliner setempat, dan dua pejabat yang bertanggung jawab atas masalah ini telah diberi peringatan dalam partai serta mendapat hukuman demosi.
Pada 25 Oktober, Pengadilan Rakyat Dengzhou mengeluarkan putusan atas kasus ini. Sebanyak 32 orang dalam sindikat tersebut dijatuhi hukuman penjara dan denda atas pelanggaran terhadap data pribadi warga. Biro asuransi medis Dengzhou juga mengeluarkan rekomendasi untuk menstandarkan alur kerja dan ketentuan kerahasiaan autentikasi asuransi kesehatan elektronik, memperkuat audit kelayakan mitra yang ditunjuk, dan lebih melindungi data pribadi warga.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News