1
1

Pasar Deteksi Penipuan Asuransi Diprediksi Capai US$31,8 Miliar di 2032

Ilustrasi. | Foto: Freepik

Media Asuransi, GLOBAL – Pasar deteksi penipuan asuransi global yang bernilai US$4,2 miliar pada 2023 diproyeksikan tumbuh dengan laju tahunan gabungan (CAGR) lebih dari 25 persen hingga mencapai US$31,8 miliar pada 2032. Hal itu diungkapkan dalam laporan Global Market Insights.

Pertumbuhan ini didorong oleh kemajuan teknologi seperti kecerdasan buatan (AI), pembelajaran mesin (ML), dan analitik big data yang memungkinkan pemantauan waktu nyata serta deteksi penipuan secara prediktif di sektor asuransi. Secara regional, Eropa menguasai lebih dari 35 persen pangsa pasar pada 2023.

|Baca juga: PM India Luncurkan Program Bima Sakhi untuk Lahirkan 200 Ribu Agen Asuransi Wanita

|Baca juga: Jemaah Haji Reguler dan Petugas Haji Terlindungi JKN,  Bagaimana Jika Masih Nunggak Iuran?

“Hal ini didukung oleh aturan regulasi yang ketat dan adopsi digital di negara-negara seperti Prancis, Jerman, dan Inggris,” sebut laporan tersebut, dikutip dari Insurance Asia, Jumat, 13 Desember 2024.

Amerika Utara juga mencatat pertumbuhan signifikan dengan investasi besar-besaran oleh perusahaan asuransi dalam teknologi AI dan ML untuk mengatasi taktik penipuan yang terus berkembang.

Di kawasan Asia-Pasifik, digitalisasi yang pesat dan meningkatnya kasus penipuan mendorong permintaan teknologi deteksi penipuan canggih, terutama di pasar seperti China, India, dan Jepang. Namun, tingginya biaya investasi awal untuk mengintegrasikan teknologi ini menjadi tantangan utama, khususnya bagi perusahaan kecil.

“Adopsi blockchain juga mulai meningkat karena transparansi dan keamanan yang ditawarkan teknologi ini,” tambah laporan tersebut.

|Baca juga: Jelang Tutup Tahun Honda Genjot Penjualan dengan Tawarkan Program Menarik

|Baca juga: BCA Kerja Sama dengan Otoritas Singapura Kembangkan Gedung Ramah Lingkungan

Pada 2023, segmen solusi mendominasi pasar dengan 70 persen pangsa karena permintaan platform deteksi penipuan modular yang dapat disesuaikan dan diintegrasikan dengan sistem yang sudah ada. Sementara itu, penerapan berbasis cloud mencatatkan 72 persen pangsa pasar karena menawarkan solusi yang lebih hemat biaya dan skalabel bagi perusahaan asuransi.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post AllianzGI Resmi Akuisisi 2% Saham Guomin Pension
Next Post Perkuat Peran di Daerah, OJK Resmikan Kantor OJK Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Member Login

or