1
1

Warga Singapura Perketat Pengelolaan Keuangan saat Ekonomi Rapuh

Ilustrasi. | Foto: Freepik

Media Asuransi, GLOBAL – Sebanyak 83 persen warga Singapura berencana lebih aktif mengelola keuangan mereka di tengah kekhawatiran perlambatan ekonomi pada 2025. Laporan AIA Singapore mencatat adanya peningkatan kesadaran masyarakat dalam menjaga kestabilan finansial di tengah tekanan ekonomi.

Survei AIA menunjukkan generasi muda lebih optimistis menghadapi tantangan ekonomi.

|Baca juga: Rebecca Tan Menjadi CEO Generali Indonesia

|Baca juga: Auralusia Rimadiana Resmi Jadi Direktur Zurich Asuransi Indonesia, Berikut Profilnya!

“Sebanyak 54 persen warga berusia 18–29 tahun merasa siap secara finansial, sedangkan pada kelompok usia 40–49 tahun, angkanya hanya 34 persen. Kelompok usia lebih tua umumnya memiliki tanggungan orang tua atau anak,” tulis laporan tersebut, dikutip dari Insurance Asia, Jumat, 7 Februari 2025.

Inflasi dan biaya hidup yang tinggi masih menjadi kekhawatiran utama masyarakat dengan persentase mencapai 50 persen. Selain itu, keamanan pekerjaan (35 persen) dan tingkat pendapatan (34 persen) juga menjadi faktor yang memengaruhi sentimen ekonomi. Hanya 47 persen responden yang optimistis terhadap prospek ekonomi tahun depan.

Dalam menghadapi situasi ini, warga Singapura menempatkan tabungan sebagai prioritas utama (62 persen), diikuti pendapatan stabil (57 persen) dan dana darurat (52 persen). Selain itu, sebanyak 48 persen responden menilai asuransi sebagai instrumen penting untuk menjaga stabilitas finansial.

|Baca juga: Penyaluran Kredit Bank Mandiri (BMRI) Tembus Rp1.670,55 Triliun di 2024, Melonjak 19,5%!

|Baca juga: Naik 1,31%, Bank Mandiri (BMRI) Bukukan Laba Bersih Rp55,8 Triliun di 2024

Laporan AIA juga mencatat adanya peningkatan minat terhadap investasi dan asuransi. “Sebanyak 22 persen responden berencana meningkatkan pengeluaran untuk asuransi, sementara 27 persen berencana menambah investasi mereka,” tulis laporan tersebut.

Survei AIA ini dilakukan terhadap 1.000 warga Singapura pada 29 November hingga 9 Desember 2024. Selain perencanaan keuangan, hasil survei juga menunjukkan tren penghematan, di mana 59 persen responden berencana mengurangi pengeluaran harian dan belanja barang bernilai besar.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Manajemen BTN Buka Suara terkait 120.000 Sertipikat Bermasalah
Next Post Pendapatan Kalbe Farma Tahun Ini Diprediksi Tumbuh 8% – 10%

Member Login

or