Media Asuransi, JAKARTA – Sebuah kajian terbaru dari Zurich Insurance Group dan Marsh McLennan, menyoroti pentingnya keterlibatan sektor publik yang lebih besar untuk memperkuat ketahanan masyarakat jika terjadi bencana siber.
Zurich Insurance Group merupakan perusahaan asuransi multi-lini global terkemuka dan penyedia layanan ketahanan. Sedang Marsh McLennan adalah perusahaan layanan profesional terkemuka di dunia dalam bidang risiko, strategi, dan sumber daya manusia
Kajian yang berjudul “Closing the cyber risk protection gap”, menekankan kebutuhan mendesak akan solusi inovatif untuk menutup kesenjangan antara risiko dan asuransi. Terutama bagi usaha kecil dan menengah yang sering kali tidak memiliki asuransi atau kurang memiliki asuransi. Karena ancaman siber yang berkembang pesat kini melampaui ancaman dunia maya, mengingat keterbatasa kapasitas asuransi dan manajemen risiko untuk memitigasinya sepenuhnya.
|Baca juga: Zurich Klaim Sukses Pangkas Emisi Karbon via Inisiatif ESG
Kajian ini menyoroti malware massal dan pemadaman cloud massal sebagai contoh insiden dunia maya yang saat ini dianggap dapat diasuransikan hingga tingkat kerugian finansial tertentu, dan peristiwa seperti kegagalan infrastruktur penting, yang umumnya tidak dapat diasuransikan.
“Ancaman serangan siber menimbulkan risiko yang signifikan terhadap stabilitas masyarakat dan perekonomian,” kata Group Chief Executive Officer Zurich Insurance Group, Mario Greco, dalam keterangan resmi, Selasa, 17 September 2024.
Dia tambahkan, sebagai perusahaan asuransi, kita dapat menawarkan perlindungan pada tingkat tertentu, namun kita harus mengakui bahwa peristiwa dunia maya yang bersifat bencana dan berskala besar menghadirkan akumulasi risiko besar yang tidak dapat ditanggung oleh sektor swasta saja.
Oleh karena itu, meningkatkan ketahanan siber sangat penting untuk mengatasi kesenjangan perlindungan ini. “Untuk mencapai hal ini diperlukan kemitraan pemerintah-swasta yang kuat untuk mengembangkan strategi komprehensif yang menjamin masa depan digital kita,” jelas Mario.
|Baca juga: Zurich dan Mandala Kolaborasi Hadirkan Indeks Risiko Iklim Pertama untuk Sektor Pariwisata
Sementara itu, Presiden & CEO Marsh McLennan, John Doyle, menambahkan bahwa ancaman berat yang ditimbulkan oleh risiko siber memerlukan tindakan kolektif untuk menjembatani kesenjangan proteksi. Industri asuransi dan sektor publik harus memahami sepenuhnya spektrum kejadian siber yang dapat diasuransikan dan yang saat ini tidak dapat diasuransikan.
“Melalui kolaborasi yang lebih besar, kita dapat mengembangkan solusi inovatif, memberikan informasi kepada pembeli asuransi, meningkatkan pasar asuransi siber, dan membangun kemitraan pemerintah-swasta yang kuat untuk melindungi masyarakat dan perekonomian kita dari peristiwa siber yang berpotensi menimbulkan bencana,” katanya.
Menurut kajian tersebut, membangun standar bersama untuk mengirimkan data, kolaborasi yang lebih kuat, serta inovasi antara industri asuransi dan sektor publik diperlukan untuk membantu mengatasi kesenjangan proteksi ini, memperkuat ketahanan, dan melindungi masyarakat dan perekonomian dari meningkatnya ancaman dunia maya. Hal ini tidak hanya mencakup serangan ransomware dan ancaman dari pelaku kejahatan, namun juga pemadaman TI global dan insiden lain yang semakin saling terkait.
Kerangka kerja ini akan mencakup insentif yang kuat sebagai alternatif terhadap peraturan lebih lanjut, metode untuk mengukur risiko bencana dunia maya yang dapat diukur, dan strategi untuk mengelola risiko dunia maya yang tidak dapat diukur melalui kemitraan publik-swasta. Kajian tersebut menegaskan bahwa langkah-langkah ini dapat membantu mempertahankan perekonomian yang lebih luas dan menciptakan kapasitas bagi pasar asuransi untuk mendukung masyarakat di tengah risiko akumulasi keuangan yang berat.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News