1
1

Zurich dan Mandala Kolaborasi Hadirkan Indeks Risiko Iklim Pertama untuk Sektor Pariwisata

Gedung Zurich. | Foto: Zurich

Media Asuransi, GLOBAL – Zurich Financial Services Australia (Zurich) bekerja sama dengan Mandala Partners meluncurkan Indeks Risiko Iklim pertama untuk sektor pariwisata di Australia.

Indeks ini dirancang untuk memberikan pemahaman lebih mendalam terkait risiko perubahan iklim yang mengancam aset-aset pariwisata utama di Australia, termasuk bandara, taman nasional, pantai, dan museum.

Indeks ini memanfaatkan kemampuan analisis paparan global Zurich dan menawarkan penilaian kuantitatif yang komprehensif tentang dampak perubahan iklim terhadap aset-aset pariwisata di bawah berbagai skenario Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC).

|Baca juga: Ini Respons OJK atas Pembelian Saham BRI MI oleh Amundi

|Baca juga: Panin Dai-ichi Life Resmikan Kantor Pemasaran Baru di Jakarta Barat

Dilansir dari laman Insurance Asia, Rabu, 11 September 2024, berdasarkan hasil analisis, saat ini sekitar 50 persen dari aset pariwisata Australia diklasifikasikan dalam kategori risiko tinggi akibat ancaman perubahan iklim dan bencana alam.

Lebih lanjut, pada 2050, angka ini diperkirakan meningkat menjadi antara 55 persen hingga 68 persen, tergantung pada skenario perubahan iklim yang diambil. Dalam skenario paling ekstrem, 80 persen dari situs pariwisata diprediksi menghadapi risiko yang lebih besar antara 2025 dan 2050.

Sektor pariwisata, yang menyumbang lebih dari US$170 miliar untuk ekonomi Australia setiap tahun dan menyediakan lebih dari 620 ribu lapangan kerja, kini menghadapi tantangan besar dari dampak perubahan iklim.

Dalam skenario bencana seperti kebakaran hutan 2019–2020, sekitar 176 ribu pekerjaan atau 30 persen dari sektor pariwisata terancam hilang, dengan 65 persen di antaranya berada di wilayah luar kota besar. Indeks ini juga menunjukkan variasi risiko iklim berdasarkan wilayah.

Queensland menjadi wilayah dengan risiko tertinggi, di mana 79 persen situs pariwisata berada dalam kategori risiko tinggi, dan 52 persen di antaranya masuk dalam kategori risiko tertinggi.

Australia Barat dan Wilayah Utara menyusul dengan masing-masing 69 persen dan 63 persen aset pariwisata masuk dalam kategori risiko tinggi. Sebaliknya, negara bagian di selatan menunjukkan risiko yang relatif lebih rendah.

Indeks ini juga mencatat semua dari 31 bandara tersibuk di Australia berada dalam kategori risiko iklim tertinggi, dengan 94 persen di antaranya masuk dalam kategori paling ekstrem akibat kerentanan terhadap badai dan angin kencang.

|Baca juga: Siap Mendunia! Bank Mandiri Perluas Akses Livin’ di Turki

|Baca juga: Profil Jeffry Haryadi Manullang yang Jadi Dirut Baru Asabri

Situs-situs wisata seperti kebun raya, jalur wisata, hutan hujan, dan taman nasional juga masuk dalam kategori risiko tertinggi. Namun, formasi geologi alami, museum, galeri seni, serta stadion dianggap memiliki risiko yang lebih rendah.

Dengan hadirnya Indeks Risiko Iklim ini, diharapkan para pemangku kepentingan di sektor pariwisata dapat lebih siap dalam menghadapi ancaman perubahan iklim yang semakin nyata, serta mengembangkan langkah-langkah mitigasi yang tepat untuk melindungi aset-aset pariwisata penting di Australia.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post PasarPolis Insurance Broker Siap Penuhi Aturan Modal Minimum OJK
Next Post Hong Kong Beri ‘Kado Spesial’ untuk Perusahaan Asuransi Asing, Apa Tujuannya?

Member Login

or