1
1

50% Profesional Mulai Cari Peluang Pekerjaan Baru Terapkan Strategi Career Cushioning, Apa Itu?

Ilustrasi. | Foto: Freepik

Media Asuransi, JAKARTA – Hasil survei dari penyedia solusi talenta global, Robert Walters, menunjukkan hampir separuh profesional di Indonesia telah mulai mencari pekerjaan baru dalam enam bulan terakhir sebagai bagian dari strategi career cushioning.

Career cushioning adalah strategi proaktif yang dilakukan untuk memperkuat prospek karier dan melindungi diri dari kemungkinan risiko yang tidak diinginkan dalam pekerjaan saat ini.

|Baca juga: Tingkatkan Keamanan dan Keselamatan, Pertamina Groundbreaking Area Penyangga di Kilang Balongan

Langkah ini melibatkan pengembangan keterampilan, pengetahuan, dan pengalaman baru sembari tetap bekerja, sehingga membantu para profesional menghadapi ketidakpastian di pasar kerja dan perubahan industri.

Robert Walters mencatat ada beberapa faktor utama yang mendorong praktik career cushioning di Indonesia. Lingkungan kerja yang tidak sehat menjadi alasan terbesar (52 persen), disusul kepuasan kerja yang rendah (25 persen), dan kurangnya jaminan keamanan kerja (17 persen).

Selain itu, 63 persen responden percaya career cushioning dapat mempercepat proses pencarian pekerjaan mereka, mencerminkan tren yang berkembang di kalangan profesional yang ingin memperkuat karier mereka di tengah dinamika pasar kerja di Indonesia.

|Baca juga: KPK Langsung Tahan 2 Tersangka Kasus Dugaan Korupsi di Jasindo

|Baca juga: Geger Kasus Suap di BEI, Bos Bursa Buka Suara

Di tengah ketidakpastian ekonomi, Senior Manager Robert Walters Indonesia Rika Tantiana menjelaskan, career cushioning menjadi kian penting bagi karyawan. Strategi ini tidak hanya membantu mengurangi risiko kehilangan pekerjaan secara tiba-tiba, tapi juga memberikan kesempatan bagi para profesional untuk memperluas jaringan dan meningkatkan keterampilan.

“Dengan kondisi pasar yang semakin volatil, semakin banyak profesional di Indonesia yang mulai menerapkan strategi ini, terutama akibat penurunan ekonomi dan kebutuhan akan keamanan kerja yang lebih besar,” ujar Rika Tantiana, dikutip dari keterangan resminya, Sabtu, 31 Agustus 2024.

Taktik career cushioning yang paling banyak dipilih oleh profesional meliputi melamar pekerjaan baru (47 persen) dan mengikuti pelatihan atau pengembangan keterampilan (42 persen). “Career cushioning dapat meningkatkan kepercayaan diri jika dilakukan secara proaktif,” kata Rika.

Perusahaan dukung career cushioning

Dalam survei tersebut, Robert Walters juga menemukan perusahaan pada umumnya mendukung tren career cushioning. Sebanyak 47 persen pengusaha yang disurvei melihatnya sebagai cara bagi staf untuk mengembangkan diri dan membawa ide-ide baru ke perusahaan.

Untuk mendukung praktik ini, beberapa langkah yang bisa diambil perusahaan antara lain menjaga komunikasi terbuka dengan karyawan, berinvestasi dalam pengembangan keterampilan karyawan, menciptakan budaya yang mendukung mobilitas karyawan, serta meninjau kembali kompensasi, manfaat, dan fleksibilitas yang ditawarkan.

|Baca juga: Profil Pramono Anung Usai Diusung PDIP sebagai Cagub Jakarta

|Baca juga: Bangkok Bank Lepas 1,73 Miliar Saham Bank Permata (BNLI), Ini Tujuannya

“Perusahaan dapat menciptakan rencana yang lebih inklusif dan menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman untuk mengurangi kebutuhan akan career cushioning. Menyediakan jalur karier yang jelas dan peluang pengembangan merupakan langkah penting untuk mempertahankan talenta,” kata Rika.

“Organisasi harus menyadari career cushioningadalah fenomena yang tak terhindarkan, dan mengatasinya dengan baik dapat membantu menguranginya,” tutup Rika.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post 10 Tahun Astra Life Bertekad Bawa Proteksi ke Setiap Keluarga Indonesia
Next Post 5 Resep Ampuh Jaga Daya Tahan Tubuh saat Musim Kemarau Tiba

Member Login

or