Media Asuransi, JAKARTA – KAI terus memperkuat komitmennya dalam menghadirkan moda transportasi ramah lingkungan dengan mendukung upaya penurunan jejak karbon (carbon footprint) melalui inovasi berkelanjutan. Salah satu langkah konkretnya adalah menyediakan fitur perhitungan emisi karbon pada tiket penumpang.
Fitur ini tersedia pada versi terbaru aplikasi Access by KAI yaitu versi 6.9.11 yang telah dirilis untuk pengguna Android di Play Store dan Iphone di App Store. “Dengan fitur carbon footprint, pengguna dapat dengan mudah memantau estimasi emisi karbon perjalanan mereka sebagai bentuk dukungan mendorong ekosistem transportasi ramah lingkungan,” kata Vice President Public Relations KAI, Anne Purba, dalam keterangan resminya.
|Baca juga: Sepanjang 2024, KAI Selamatkan Aset Lahan Negara Lebih dari Rp1 Triliun
Menurutnya, dengan mencantumkan informasi carbon footprint pada tiket penupang di aplikasi Access by KAI, Anne mengatakan KAI memberikan data nyata yang menunjukkan bahwa kereta api adalah pilihan transportasi yang jauh lebih efisien secara pengeluaran karbon dibandingkan moda lainnya seperti mobil.
“Perhitungan emisi karbon menunjukkan keunggulan kereta api sebagai moda transportasi ramah lingkungan. Sebelumnya, KAI juga telah mengembangkan inovasi lain seperti teknologi face recognition untuk mengurangi sampah kertas dari cetak tiket dan penyediaan water station untuk mengurangi penggunaan botol plastik sekali pakai,” ungkap Anne.
|Baca juga: Kereta Api Indonesia (KAI) Tawarkan Kupon Obligasi 6,70%-7,10%
Sebagai contoh, Anne menjelaskan perbandingan emisi karbon antara kereta api dan mobil pribadi pada rute yang sama. “Perjalanan seseorang menggunakan KA Probowangi dari Stasiun Surabaya Gubeng (SGU) ke Stasiun Ketapang (KTG) menghasilkan emisi karbon sebesar 2,94 kg CO₂e. Sementara itu, perjalanan dengan mobil pribadi di rute yang sama menghasilkan emisi karbon jauh lebih tinggi, yakni 8,79 kg CO₂e, atau hampir tiga kali lipat lebih besar,” jelasnya.
Perhitungan emisi karbon ini mengacu pada regulasi yang berlaku di Indonesia serta pedoman internasional seperti Kyoto Protocol, GHG Protocol, dan SNI ISO 14064-1:2018. Metode perhitungan ini mencakup emisi penggunaan energi serta emisi refrigeran pada moda transportasi. Validasi perhitungan dilakukan melalui studi literatur, benchmarking, dan diskusi dengan para ahli transportasi, konsultan carbon accounting, serta lembaga pemerintah terkait.
Anne menambahkan bahwa fitur ini tidak hanya menjadi alat edukasi, tetapi juga bentuk transparansi untuk memastikan bahwa pelanggan dapat memahami kontribusi mereka terhadap pelestarian lingkungan.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News