1
1

PMI Manufaktur ASEAN Capai Level Tertinggi pada Mei 2024

Aktifitas di dalam pabrik perakitan kendaraan. | Foto: freepick

Media Asuransi, JAKARTA – Menurut data PMI® dari S&P Global bulan Mei, PMI Manufaktur ASEAN mencapai posisi tertinggi dalam 13 bulan terakhir.

Kondisi pengoperasian membaik pada tingkat solid di seluruh sektor manufaktur ASEAN. Tercatat percepatan ekspansi pada output dan permintaan baru yang masuk.

Pertumbuhan kebutuhan produksi mendukung penguatan aktivitas pembelian yang menyebabkan akumulasi yang lebih besar pada inventaris praproduksi. Akan tetapi, tren perbaikan permintaan pendukung juga menyebabkan tekanan inflasi semakin intensif, yang telah bertahan di posisi tertinggi dalam tiga bulan.

Headline Purchasing Managers’ Index™ (PMI®) Manufaktur ASEAN dari S&P Global mencapai posisi tertinggi dalam 13 bulan di angka 51,7 pada bulan Mei, naik dari 51,0 pada bulan April, menunjukkan perbaikan yang lebih kuat dan berkelanjutan pada kesehatan sektor manufaktur ASEAN. Kenaikan lebih cepat pada pesanan baru tercatat pada bulan Mei. Tingkat pertumbuhan merupakan yang tercepat dalam 13 bulan.

|Baca juga: Meski Tumbuh Solid Selama 33 Bulan, PMI Manufaktur Indonesia pada Mei Turun Tipis

Kenaikan kembali didorong oleh permintaan domestik. Akan tetapi, kontraksi lemah pada penjualan ekspor tampak pada periode survei terkini. Produsen di seluruh ASEAN terus menaikkan volume produksi mereka. Faktanya, output naik pada kisaran kuat yang merupakan tingkat tertinggi sejak bulan April 2023. Pembelian input naik tajam selama bulan Mei.

Setelah pertumbuhan terhenti pada bulan April, kenaikan ini merupakan yang terkuat kedua sejak periode ekspansi saat ini yang dimulai bulan November 2023, dan mendorong kenaikan kuat pada inventaris praproduksi. Stok barang jadi kembali menurun.

Penurunan mengalami percepatan dan merupakan yang terkuat pada tahun ini, menunjukkan bahwa beberapa perusahaan memilih untuk menggunakan stok yang ada untuk memenuhi kebutuhan produksi. Berkaitan dengan harga, beban biaya dan biaya output naik pada kisaran terkuat sejak bulan Februari.

Ketenagakerjaan turun selama dua bulan berturut-turut pada bulan Mei. Penurunan mengalami penyesuaian sejak bulan April dan tergolong marginal secara keseluruhan. Pada saat yang sama, penumpukan pekerjaan naik selama tiga bulan berturut-turut, kenaikan terkini merupakan yang paling tinggi pada tahun ini.

|Baca juga: Ekspansi Manufaktur ASEAN pada April 2024 Menurun

Data ini menunjukkan kenaikan tekanan kapasitas, dengan produsen ASEAN berjuang untuk menyelesaikan beban kerja yang terus tumbuh, khususnya karena ketenagakerjaan bertahan di mode hemat. Melihat ke depan, perusahaan manufaktur ASEAN masih tetap optimis tentang prospek kenaikan output pada tahun mendatang. Tingkat kepercayaan diri menguat setelah turun ke posisi terendah dalam sembilan bulan pada bulan April.

Menanggapi data PMI Manufaktur ASEAN, Maryam Baluch, Ekonom S&P Global Market Intelligence mengatakan sektor manufaktur ASEAN menunjukkan kenaikan kuat pada pertengahan triwulan kedua. Kondisi permintaan membaik sebagaimana ditunjukkan oleh kenaikan solid dan lebih cepat pada permintaan baru, yang kemudian mendorong kenaikan kuat pada output, aktivitas pembelian dan inventaris praproduksi.

“Akan tetapi, perusahaan mencatat penurunan kecil pada ketenagakerjaan selama dua bulan berjalan. Tekanan inflasi juga naik pada bulan Mei, namun masih rendah secara historis sehingga tidak menyebabkan kekhawatiran saat ini,” jelasnya dalam keterangan resmi dikutip, Rabu, 5 Juni 2024.

Editor: Achmad Aris

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Obligasi Rp2,09 Triliun Milik Pupuk Indonesia Akan Segera Jatuh Tempo
Next Post Harga Minyak Dunia Anjlok, Pesona Emas Global Stagnan

Member Login

or