1
1

Masyarakat Diminta Punya Komitmen saat Mengakses Kredit Digital

Ilustrasi. | Foto: Freepik

Media Asuransi, JAKARTA – Direktur Kebijakan Publik Shopee Indonesia Radityo Triatmojo berpendapat komitmen menjadi jurus utama dalam menggunakan kredit digital. Ia menilai yang mengetahui alasan mengakses kredit digital hanya si pengguna seperti penggunaan untuk konsumtif atau produktif.

Radityo mengambil contoh dari penggunaan SpayLater dan Spinjam. Sebanyak dua produk ini ialah entitas yang berbeda. Dirinya percaya produk SpayLater memiliki sistem untuk para pengguna, seperti pemeriksaan skor kredit dan lainnya.

|Baca juga: Diciduk Kejagung, Petinggi Sritex Iwan Lukminto Ternyata Pernah Masuk Daftar Orang Terkaya Indonesia, Ini Profilnya!

|Baca juga: Bos OJK Bawa Kabar Buruk: Kondisi Perang Dagang akan Jalan Terus!

Sedangkan pre-appraisal juga mungkin dilakukan dan appraisal untuk memberikan kredit. “Cuma dari sisi pelanggan juga harus memastikan terhadap komitmen pinjaman,” katanya, dalam sebuah webinar yang digelar Otoritas Jasa Keuangan (OJK), beberapa waktu yang lalu.

Ia mengungkapkan semua perhitungan dipastikan tidak sembarangan. Hal tersebut juga sudah diatur oleh regulator yakni OJK dalam pengaturannya. Seperti SpayLater yang digunakan untuk sesuatu yang konsumtif, sedangkan SPinjam dalam bentuk uang tunai untuk penggunaan yang produktif.

“Jadi harus pastikan ketika meminjam, jangan sampai mau meminjam uang (SPinjam) tapi jadinya malah yang konsumtif (SpayLater) gitu. Itu kan satu arah yang cukup berbeda ya,” imbuhnya.

Secara perhitungan, masih kata Radit, setiap perusahaan peminjam pasti sudah melakukan perhitungan mana yang bisa membayarkan dengan lunas dan mana yang pembayarannya dilakukan dengan disiplin.

|Baca juga: Usai Dipanggil OJK, RupiahCepat Ambil Langkah Serius Tangani Pengaduan Pengguna

|Baca juga: Tugu Insurance (TUGU) Berencana Caplok PertaLife, Begini Respons Bos OJK

Hal ini juga berlaku terhadap beberapa peraturan, seperti debt collector atau penagih utang yang dulunya atau 20 tahun lalu masih melakukan penagihan dengan cara yang tidak layak. Saat ini, kondisi tersebut sudah diimprovisasi baik dari sisi regulator maupun pelaku usaha.

“Jadi, saya rasa balik lagi, di luar dari itu komitmennya. Jadi komitmennya, kalau memang mau konsumtif pakai dalam bentuk yang contoh SpayLater gitu. Tapi kalau mau memang modal ya Spinjam. Jadi jangan sampai beralasan. Maksudnya yang tahu dia sendiri kan (peminjam),” tutup Radit.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Bank Raya (AGRO) Berencana Buyback Saham Rp20 Miliar, Begini Penjelasannya!
Next Post Bank Mega Syariah Salurkan Pembiayaan Sindikasi Rp500 Miliar untuk Bumi Resource Mineral (BRMS)

Member Login

or