Media Asuransi, JAKARTA – Bank Indonesia dan Reserve Bank of Australia menyepakati pembaruan perjanjian swap bilateral dalam mata uang lokal masing-masing negara, atau Bilateral Currency Swap Arrangement (BCSA). Perjanjian swab bilateral yang baru ini mulai berlaku efektif sejak 18 Februari 2022.
Perjanjian kerja sama BCSA Bank Indonesia dan Reserve Bank of Australia ditandatangani oleh Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo dan Gubernur Bank of Australia, Philip Lowe. Perpanjangan perjanjian tersebut juga mencerminkan terus berlangsungnya penguatan kerja sama antara Bank Indonesia dan Reserve Bank of Australia.
Bilateral Currency Swap Agreement (BCSA) merupakan bentuk kerja sama keuangan bilateral yang lazim dilakukan oleh bank sentral. Perjanjian ini memungkinkan suatu bank sentral untuk mendapatkan valuta asing dari bank sentral mitra dengan cara saling mempertukarkan mata uang lokal masing-masing negara, untuk kemudian dipertukarkan kembali pada saat jatuh tempo yang telah disepakati.
|Baca juga: Indonesia dan Jepang Perpanjang Perjanjian Bilateral Swap Arrangement (BSA)
Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Erwin Haryono, menjelaskan bahwa erjanjian kerja sama pertama kali disepakati pada Desember 2015 dan telah diperpanjang dengan periode waktu 3 tahun sejak saat itu. Sesuai dengan fasilitas sebelumnya, perjanjian memungkinkan dilakukannya pertukaran dalam mata uang lokal masing-masing negara hingga senilai A$10 miliar atau Rp100 triliun.
“Perjanjian akan berlaku efektif selama tiga tahun dan dapat diperpanjang atas kesepakatan kedua bank sentral,” kata Erwin dalam keterangan resmi yang dikutip Media Asuransi, Jumat, 25 Februari 2022.
Dia jelaskan, perjanjian kerja sama ini ditujukan untuk mendorong perdagangan bilateral antara Australia dan Indonesia dalam rangka pembangunan ekonomi kedua negara, khususnya untuk mendukung penyelesaian transaksi perdagangan dalam mata uang lokal masing-masing negara.
Selain dengan Australia, Bank Indonesia juga melakukan kerja sama keuangan dengan bank sentral lain di beberapa negara di Kawasan, yakni China, Korea Selatan, dan Malaysia.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News