Media Asuransi, JAKARTA – Di tengah tantangan global yang semakin tinggi didorong oleh perubahan kebijakan perdagangan, Bank Indonesia (BI) menekankan pentingnya penguatan peran organisasi internasional dalam menghadapi tantangan global.
Hal ini mengemuka dalam rangkaian Pertemuan Musim Semi International Monetary Fund (IMF) dan World Bank (WB), termasuk di dalamnya Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral negara G20, yang diselenggarakan pada 22-26 April 2025 di Washington DC, Amerika Serikat.
Mengutip keterangan resmi BI, Senin, 28 April 2025, Gubernur BI Perry Warjiyo dan Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati memimpin delegasi Republik Indonesia pada pertemuan tersebut. Pada forum itu, mewakili negara kawasan, Perry menyuarakan pentingnya tiga hal dalam menghadapi tantangan global.
|Baca juga: Kejagung Periksa 2 Orang Saksi terkait Perkara Asuransi Jiwasraya
|Baca juga: Atasi Permasalahan Sampah, PP Properti (PPRO) Ajak Pengembang Properti Adopsi Praktik Berkelanjutan
Pertama, menegaskan perlunya peran aktif organisasi internasional, terutama IMF, untuk secara tegas menyuarakan pentingnya kebijakan perdagangan internasional yang terbuka untuk mendorong pertumbuhan. Sebagai lembaga yang mewakili suara kolektif dari 191 negara anggota, IMF memiliki peran strategis dalam menyampaikan sikap yang tegas.
Kedua, sebagaimana disuarakan pada Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ASEAN ke-12 pada 10 April 2025 di Kuala Lumpur, BI menyampaikan ASEAN berkomitmen terhadap sistem perdagangan multilateral yang terbuka, inklusif, dan rule-based.
Ketiga, BI menyambut baik upaya IMF dalam meningkatkan surveilans yang didasarkan pada Integrated Policy Framework (IPF), dengan tetap mempertimbangkan kondisi spesifik masing-masing negara.
BI menyampaikan pengalaman Indonesia dalam menerapkan IPF/bauran kebijakan terbukti bermanfaat dalam mendorong stabilitas dan kinerja ekonomi, serta melindungi dari meningkatnya guncangan kebijakan global yang tidak terduga.
|Baca juga: OJK Akui Perang Tarif AS Berpotensi Tingkatkan Risiko Klaim Asuransi Kredit
|Baca juga: Laba Bersih BFI Finance (BFIN) Tumbuh 12% Jadi Rp405,5 Miliar di Kuartal I/2025
BI juga menantikan langkah konkret IMF dalam memperkuat jaring pengaman keuangan global, antara lain melalui penguatan kerja sama dengan Chiang Mai Initiative Multilateralisation (CMIM), serta kemajuan nyata dalam reformasi kuota guna memperkuat kapasitas keuangan IMF sebagai lembaga berbasis kuota.
Dalam merespons kondisi ekonomi global tersebut, pada pertemuan G20, para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral negara-negara G20, sepakat untuk terus memperkuat kerja sama dan koordinasi mengatasi tantangan global.
Negara G20 mendiskusikan berbagai isu global seperti dampak tarif AS terhadap perekonomian serta respons kebijakan yang diperlukan, memperkuat arsitektur keuangan internasional melalui reformasi MDB dan meningkatkan keberlanjutan tingkat utang, serta mendorong pertumbuhan dan produktivitas di negara berkembang, khususnya di kawasan Afrika.
Menyepakati Agenda Kebijakan Global IMF
Selanjutnya, dalam pertemuan IMF, para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral menyepakati Agenda Kebijakan Global IMF yang mencakup langkah-langkah yang diperlukan untuk menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan di tengah tingginya ketidakpastian global.
|Baca juga: BEI, KSEI, KPEI, dan OJK Kompak Tingkatkan Peranan Perempuan di Pasar Modal Syariah RI
|Baca juga: Bos OJK Harap Pemberian Insentif Fiskal untuk AS Buat Asuransi Marine Cargo RI Tetap Tumbuh
Dalam menghadapi ketidakpastian tersebut, IMF merekomendasikan tiga kebijakan utama. Pertama, menyelesaikan ketegangan perdagangan secepat mungkin melalui kesepakatan antarnegara utama, penurunan hambatan dagang, serta menciptakan sistem yang stabil dan adil agar manfaat perdagangan tersebar secara merata.
|Baca juga: Komisaris Independen Lippo General Insurance (LPGI) Johannes Agus Meninggal Dunia
Kedua, menjaga stabilitas dengan memperkuat kondisi fiskal dan moneter, termasuk meningkatkan efisiensi belanja, memastikan independensi bank sentral, dan memperkuat pengawasan sektor keuangan. Ketiga, mendorong pertumbuhan jangka panjang melalui reformasi struktural dan integrasi ekonomi serta keuangan yang lebih dalam.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News