Tahun 2025 tampaknya masih akan menjadi tahun yang menantang bagi industri perasuransian nasional. Pasalnya, pertumbuhan ekonomi nasional diperkirakan belum akan melaju kencang,
bahkan di bawah bayang-bayang penurunan daya beli masyarakat.
Namun, transisi pemerintahan dari Presiden Joko Widodo kepada Presiden Prabowo Subianto yang berjalan lancar dan mulus menjadi asa bagi pelaku usaha bahwa kondisi perekonomian akan membaik. Terlebih, Presiden Prabowo ambisius untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar delapan persen. Kebijakan pemerintahan baru yang pro growth diharapkan dapat mengerek daya beli masyarakat yang tengah lesu. Secara global, gejolak ekonomi dan geopolitik global masih akan mewarnai perjalanan tahun 2025.
Di sisi lain, pelaku industri asuransi nasional dihadapkan pada sejumlah tantangan berat antara lain implementasi IFRS 17, peningkatan permodalan, spin off unit syariah, kenaikan klaim kesehatan, literasi asuransi yang rendah, hingga persaingan bisnis yang tidak sehat.
Dalam seminar Indonesia Economy & Financial Outlook 2025 yang diselenggarakan oleh Media Asuransi pada 19 November 2024, semua narasumber masih tetap optimistis bahwa bisnis akan bertumbuh pada tahun 2025 di tengah berbagai tantangan baik dari domestik maupun global. Mereka meyakini bahwa di balik tantangan yang mengadang selalu ada peluang yang bisa dimanfaatkan untuk terus bertumbuh.
Di sektor perbankan, pertumbuhan kredit pada tahun 2025 diperkirakan tumbuh berkisar 10 persen hingga 14 persen dengan kontribusi terbesar berasal dari sektor whole sale, manufacturing, agriculture, dan construction. Di sektor pembiayaan, Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) memperkirakan pertumbuhan industri pada 2025 mencapai delapan persen hingga 10 persen.
Pelaku asuransi jiwa melihat tren penurunan suku bunga, meningkatnya literasi, transisi pemerintahan baru, dan adopsi penggunaan teknologi digital sebagai peluang yang dapat digarap pada tahun 2025. Sementara itu, pelaku asuransi umum melihat adaptasi terhadap perkembangan teknologi, regulasi, dan kebutuhan pasar menjadi kunci untuk bertumbuh secara berkelanjutan.
Adapun, pelaku asuransi syariah menilai penciptaan produk dengan unique value proposition akan membuat industri asuransi syariah tumbuh dengan baik.
Dalam rangka mengulas peluang & tantangan ekonomi dan bisnis di sektor jasa keuangan, terutama sektor asuransi pada tahun 2025, kami dalam Rapat Redaksi di Media Asuransi memutuskan untuk mengangkatnya menjadi Cover Story atau Laporan Utama edisi Desember 2024 bertajuk “Indonesia Economy & Financial Outlook 2025”.
Cover Story ini terdiri dari sembilan tulisan yang merupakan satu kesatuan. Pertama, Prospek Makroekonomi 2025. Kedua, Prospek Asuransi Jiwa 2025. Ketiga, Prospek Asuransi Umum 2025. Keempat, Prospek Asuransi Syariah 2025. Kelima, Prospek Reasuransi 2025, Keenam, Prospek Perbankan 2025. Ketujuh, Prospek Pembiayaan 2025. Kedelapan, Prospek Pasar Modal 2025. Dan kesembilan, pendapat dari Eksekutif Asuransi tentang Prospek Pertumbuhan Bisnis Asuransi 2025.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

