Media Asuransi, GLOBAL – Minyak berjangka ditutup lebih tinggi pada akhir perdagangan Kamis waktu setempat (Jumat pagi WIB). Penguatan terjadi di tengah kekhawatiran mengenai gangguan pasokan minyak mentah global seiring meningkatnya tekanan geopolitik di Timur Tengah dan Eropa.
Mengutip The Business Times, Jumat, 28 Juni 2024, minyak mentah berjangka Brent naik US$1,14 atau 1,34 persen menjadi US$86,39 per barel. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik 84 sen AS atau 1,04 persen menjadi US$81,74. WTI berjangka juga naik lebih dari US$1 per barel di awal sesi.
Ketegangan lintas batas antara Israel dan Hizbullah Lebanon telah meningkat, meningkatkan kekhawatiran bahwa perang yang semakin luas dapat melibatkan negara-negara lain termasuk produsen minyak utama Iran.
Kementerian Luar Negeri Prancis mengatakan Perancis sangat prihatin dengan situasi di Lebanon dan menyerukan untuk menahan diri. “Penularan apapun dapat berdampak besar pada pasokan minyak mentah dari Timur Tengah,” kata Analis Panmure Gordon Ashley Kelty.
|Baca juga: Marein Genjot Pertumbuhan Organik Penuhi Ekuitas Minimum Rp2 Triliun di 2028
Jelang rilis inflasi
Di sisi lain, harga emas global terpantau stabil pada akhir perdagangan Kamis waktu setempat (Jumat pagi WIB). Hal itu terjadi setelah jatuh ke level terendah dua minggu di sesi sebelumnya karena dolar AS dan imbal hasil treasury tetap kuat menjelang pembacaan inflasi penting yang akan dirilis akhir pekan ini.
Harga emas di pasar spot tidak berubah pada US$2,298.88 per ons pada 01.27 GMT. Emas batangan berada pada level terendah sejak 10 Juni pada Rabu waktu setempat (Kamis WIB). Sedangkan emas berjangka AS turun 0,2 persen menjadi US$2,309.60.
|Baca juga: Jokowi Resmikan Pembangunan Sarana dan Prasarana Pendidikan di Kalteng
Gubernur Federal Reserve AS Michelle Bowman menegaskan kembali pandangan dasarnya bahwa inflasi akan semakin menurun jika suku bunga kebijakan dipertahankan stabil, dan penurunan suku bunga pada akhirnya akan tepat jika inflasi bergerak secara berkelanjutan menuju angka dua persen.
Suku bunga yang lebih rendah mengurangi biaya peluang untuk memegang emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil. Harga emas di pasar spot mungkin terus turun ke kisaran US$2.275 hingga US$2.286 per ons, karena tren turunnya stabil.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News