Media Asuransi, JAKARTA — Investor syariah sekaligus influencer Dian Widayanti mengajak umat Muslim di Indonesia untuk lebih serius memilih produk keuangan yang sesuai dengan prinsip syariah, termasuk dalam berinvestasi. Sebagai mayoritas penduduk, umat Islam memiliki peran penting dalam menghidupkan ekosistem keuangan syariah di Tanah Air.
“Kalau syariah tidak dihidupkan oleh Muslim, terus dihidupkan sama siapa? Syariah itu adalah produk yang memang didesain untuk Muslim, tapi ketika Muslim menolak menggunakan syariah itu sendiri, sayangnya di situ,” ujar Dian, dalam Sharia Investment Week (SIW) 2025, di Jakarta, Jumat, 20 Juni 2025.
|Baca juga: BEI: Tema SIW 2025 Terinspirasi Film The Pursuit of Blessed and Wealthy Life
|Baca juga: Bolehkah Bayar Zakat Pakai Saham? Ini Penjelasan Baznas
Ia menyoroti rendahnya partisipasi masyarakat terhadap investasi berbasis syariah. Padahal, Indonesia dikenal sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia. Namun secara pasar, kontribusi investor syariah masih sangat kecil.
“Data yang saya lihat, market-nya syariah itu cuma tujuh persen. Jadi kan kayak, ya Allah, ini 87 persen populasi Muslim, tapi syariah itu cuma tujuh persen, sisanya ke mana dong?” ucapnya.
Menurut Dian kesadaran untuk memilih produk investasi syariah harus ditanamkan sejak awal. Ia menegaskan, bagi seorang Muslim, berinvestasi secara syariah bukan lagi sebuah pilihan, melainkan kewajiban.
“Kalau Muslim, jangan lupa pilihnya juga yang syariah. Jadi semoga apa yang saya lakukan memotivasi juga ya buat teman-teman yang baru mulai (investasi),” katanya.
Dian menceritakan perjalanannya dalam dunia investasi syariah dimulai sejak 2018. Saat itu, informasi seputar investasi halal masih sangat terbatas. Ia pun memutuskan untuk menggunakan jasa penasihat keuangan agar tidak salah dalam mengambil keputusan.
|Baca juga: CDI Group Siap IPO, Bidik Dana Segar Rp2,37 Triliun untuk Ini!
|Baca juga: Bank DBS Indonesia Siap Dukung Nasabah Tajir untuk Kelola Kekayaan
“Pada saat itu menurut aku mencari informasi tentang investasi syariah itu sulit. Jadi yang aku lakukan, aku memang hire financial advisor (penasihat keuangan). Karena aku mikir, investasi kan nggak bisa FOMO ya,” tuturnya.
Menurutnya, keputusan untuk menggunakan jasa penasihat keuangan bukan semata-mata karena ingin praktis, tetapi agar lebih mindful dalam mengelola keuangan pribadi dan keluarga.
Namun seiring waktu, Dian mulai aktif belajar sendiri. Ia mengikuti berbagai kelas dan pelatihan, yang kala itu mulai bermunculan. Pengetahuan tersebut membuatnya lebih percaya diri hingga akhirnya bisa mengelola investasi sendiri.
“Pelan-pelan, lama-lama mengerti sendiri, sekarang udah tidak pakai (financial advisor) lagi. Sudah jalan sendiri. Jadi emang beratnya tuh di awal aja,” ungkapnya.
Dian yang berlatar belakang pendidikan teknik industri di Universitas Indonesia mengaku tidak memiliki dasar keuangan saat memulai. Namun ia percaya kemampuan itu bisa dibangun lewat proses belajar yang konsisten.
“Untuk mempelajari tentang investasi itu sesuatu yang sangat baru buat aku. Jadi waktu itu ikut kelas-kelas itu tuh membantu banget sih, apalagi kebutuhannya untuk diri sendiri dan keluarga saja ya,” jelasnya.
Ia menambahkan, saat ini masyarakat sudah jauh lebih dimudahkan dalam mengakses informasi terkait investasi syariah. Lembaga-lembaga kredibel seperti IDX Islamic secara rutin menyediakan edukasi yang bisa diikuti secara gratis.
|Baca juga: Duta Pertiwi (DUTI) Tebar Dividen Final Rp703 Miliar
|Baca juga: RUPS Venteny (VTNY): Rombak Jajaran Pimpinan hingga Cetak Laba Rp8,68 Miliar
“Sekarang itu akses belajar sudah banyak banget dan gratis. Dan lembaga-lembaga yang memang kredibel seperti IDX juga udah rutin memberikan edukasi. Jadi teman-teman tinggal ikutin aja,” ujarnya.
Lebih lanjut, Dian memberikan pesan bahwa dalam berinvestasi, penting untuk memahami ilmunya terlebih dahulu. Menurutnya, keputusan finansial sebaiknya tidak dibuat hanya karena ikut-ikutan atau tren semata.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News