1
1

Modal Kuat, Fitch Naikkan Outlook Asuransi Sinar Mas Jadi Positif

Petugas sedang melayani nasabah di kantor Asuransi Sinar Mas, Jakarta. Asuransi Sinar Mas telah menyiapkan permodalan, SDM, dan persyaratan lain untuk spin off unit syariahnya. | Foto: Media Asuransi/Arief Wahyudi

Media Asuransi, JAKARTA – Fitch Ratings Indonesia telah merevisi Outlook dari Peringkat Nasional Insurer Financial Strength (IFS) PT Asuransi Sinar Mas (ASM) menjadi Positif dari Stabil dan mengafirmasi peringkat tersebut di ‘AA+(idn)’.

Revisi Outlook ini mencerminkan penguatan permodalan ASM dan profitabilitas yang memadai.

“Kami memperkirakan buffer modal ASM akan terus mendukung ekspansi bisnisnya di berbagai lini usaha selama 12 hingga 24 bulan ke depan, didukung oleh kinerja underwriting yang membaik. Afirmasi peringkat ini mencerminkan profil perusahaan yang ‘Baik’ dan portofolio investasi yang beragam,” tulis Fitch dalam keterangan resmi dikutip, Rabu, 25 Juni 2025.

Peringkat Nasional IFS ‘AA’ menunjukkan kapasitas yang sangat kuat untuk memenuhi kewajiban terhadap pemegang polis relatif terhadap semua kewajiban atau emiten lain di negara atau serikat moneter yang sama, di semua industri dan jenis kewajiban.

|Baca juga: Asuransi Sinar Mas Resmi Spin off Unit Usaha Syariah, Sinar Mas Multiartha Setor Rp50.000

Permodalan ASM, yang diukur dengan rasio risk-based capital (RBC), naik menjadi 360% per akhir Mei 2025 dan 353% per akhir 2024 (2023: 335%), jauh di atas persyaratan minimum regulasi sebesar 120%, didorong oleh peningkatan aset yang diakui, seiring dengan penempatan yang lebih tinggi pada obligasi.

Ekuitas konsolidasi ASM sebesar Rp6,10 triliun sudah melebihi persyaratan baru tahun 2026 dan 2028 sebesar masing-masing Rp500 miliar dan Rp2 triilun. Fitch memperkirakan ASM akan mempertahankan buffer modal yang kuat untuk menanggung eksposur pada berbagai lini bisnis.

Fitch menilai profitabilitas ASM tetap kuat. Perusahaan membukukan return on equity (ROE) sebesar 11% pada 2024 (2023: 13%; rata-rata 2022–2024: 11%), didukung oleh klaim yang lebih rendah dan pendapatan investasi yang stabil. Premi yang dihasilkan lebih rendah, terutama karena pertumbuhan yang melambat pada segmen asuransi kendaraan bermotor dan kredit, sejalan dengan lesunya industri otomotif domestik dan penurunan permintaan asuransi kredit.

Perusahaan mampu mengelola rasio gabungan dengan baik, dengan rata-rata tiga tahun sebesar 97%. Rasio gabungan naik menjadi 100% pada 2024 (2023: 94%), terutama karena peningkatan biaya komisi untuk mendukung ekspansi bisnis, serta kenaikan beban administrasi yang terkait dengan persiapan infrastruktur dan sumber daya perusahaan untuk implementasi PSAK 117 pada Januari 2025.

|Baca juga: Asuransi Sinar Mas Bayar Klaim Asuransi Properti Gedung DPRD Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Penilaian profil perusahaan ‘Baik’ oleh Fitch didasarkan perbandingan dengan perusahaan asuransi domestik lainnya didasarkan pada profil bisnis ASM yang ‘Baik’ dan tata kelola perusahaan yang ‘Netral’.

ASM merupakan salah satu perusahaan asuransi umum terkemuka di Indonesia dengan pangsa pasar sekitar 7% berdasarkan gross premium written (GPW) pada 2024. Posisi pasar yang kuat didukung oleh merek yang kuat, saluran distribusi yang beragam, dan infrastruktur yang solid.

“Kami menganggap ASM sebagai perusahaan asuransi komposit karena kontribusi premi yang besar dari anak perusahaan asuransi jiwa, PT Asuransi Simas Jiwa (ASJ). GPW dari asuransi jiwa menyumbang 32% dari total GPW konsolidasian ASM. ASJ memiliki pangsa pasar sekitar 5% berdasarkan GPW asuransi jiwa domestik.”

Fitch memperkirakan ASM akan mempertahankan praktik investasi yang hati-hati dan mengelola eksposur aset berisiko, mengingat portofolio investasinya yang beragam. Reksa dana menyumbang 8% dari portofolio investasi ASM secara konsolidasi, diikuti oleh setara kas dan obligasi masing-masing sebesar 27% dan 57%.

Sisanya terdiri dari berbagai instrumen, termasuk saham tidak terafiliasi, properti, dan hipotek. Investasi saham tidak terafiliasi masih rendah, sekitar 2% dari total aset investasi pada akhir 2024.

Perusahaan mengalihkan sebagian preminya melalui beberapa perjanjian reasuransi proporsional dan excess-of-loss untuk memitigasi risiko bencana, di mana perjanjian reasuransi dipimpin oleh reasuradur nasional.

Fitch menilai kualitas kredit beberapa reasuradur domestik di panel reasuransi ASM masih lemah. Eksposur basis modal terhadap piutang reasuransi mencapai 50% (akhir 2023: 70%).

Editor: Achmad Aris

 

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Infovesta: Pasar Saham Masih Berpotensi Menguat secara Teknikal
Next Post Ini Dia Top 5 Reksa Dana Return Tertinggi MtD per 20 Juni 2025

Member Login

or