1
1

Infovesta: Pasar Saham Masih Berpotensi Menguat secara Teknikal

Ilustrasi. | Foto: Allianz Indonesia

Media Asuransi, JAKARTA – Infovesta Utama memperkirakan pasar saham masih berpotensi menguat secara teknikal sehingga investor masih dapat memanfaatkan buy on weakness pada saham bigcap dengan valuasi undervalued.

Sedangkan pada obligasi, tren sideways dengan potensi kenaikan yield diprediksi akan terjadi dikarenakan peningkatan risiko geopolitik antara Iran dengan Israel. Yield SBN 10- tahun berpotensi bergerak dalam rentang 6,77%-6,82%.

“Dalam sepekan ke depan, pasar akan wait & see rilis data domestik seperti M2 Money Supply. Sedangkan dari global akan rilis data GDP Growth Rate. Pada pasar saham, penguatan diprediksi berlanjut namun secara lebih terbatas,” tulis Tim Riset Infovesta dalam Weekly Mutual Funds Update dikutip, Rabu, 25 Juni 2025.

|Baca juga: Menakar Peluang Pasar Saham di Tengah Menurunnya Tensi Perang Tarif

Dalam sepekan terakhir kinerja IDX Composite (IHSG) bergerak bearish sebesar -3,61% ke level 6.907,14 dipicu oleh melemahnya indeks sektoral dan saham big bank. Kemudian, investor asing melakukan aksi jual bersih sebesar Rp4,52 triliun dalam sepekan. Dari sisi saham, top laggard IHSG yakni BBRI (-5,25%), BBCA (-3,60%) dan BMRI (-4,27%).

Dari sentimen domestik, pertumbuhan kredit tahunan di Indonesia melambat menjadi 8,43% YoY. Perlambatan ini mencerminkan melemahnya daya beli dan menyusutnya kelas menengah. Pertumbuhan melambat di sebagian besar kategori, dengan kredit konsumsi naik sebesar 8,82%, turun dari 8,97% pada bulan sebelumnya, dan kredit investasi tumbuh sebesar 13,74%, penurunan yang signifikan dari 15,86% pada April.

|Baca juga: Dampak Gencatan Senjata Iran-Israel, IHSG Ditutup Menguat

Dari global, ketegangan geopolitik di Timur Tengah kembali meningkat antara Israel dengan Iran yang memicu kekhawatiran para pelaku pasar bahwa keterlibatan militer Amerika Serikat dalam konflik antara Israel dan Iran dapat memicu aksi jual mendadak (knee-jerk sell off) di pasar keuangan global.

Selain itu, negara-negara G7 juga turut memberikan pernyataan tekanan kepada Iran. Pasar obligasi dalam sepekan terakhir ditutup melemah. Infovesta Gov. Bond Index turun tipis -0,04% ke level 10.791,29. Pergerakan Yield SBN 10- tahun bergerak bearish yakni naik sebesar +1,68 bps WoW ke level 6,79% WoW.

Dari global, The Fed mempertahankan tingkat suku bunga di level 4,25%-4,50%, para pembuat kebijakan mengambil sikap hati-hati untuk sepenuhnya mengevaluasi dampak ekonomi dari kebijakan Presiden Trump, khususnya yang terkait dengan tarif, imigrasi, dan perpajakan.

Para pejabat juga mencatat bahwa ketidakpastian tentang prospek ekonomi telah berkurang tetapi tetap tinggi. Sementara itu dari domestik, Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan di level 5,5%. Keputusan tersebut didukung oleh meredanya inflasi, stabilitas nilai tukar rupiah, dan upaya berkelanjutan untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi.

Editor: Achmad Aris

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Citi Indonesia Siap Berdayakan Generasi Muda Demi Tangguh Finansial
Next Post Modal Kuat, Fitch Naikkan Outlook Asuransi Sinar Mas Jadi Positif

Member Login

or