Media Asuransi, JAKARTA – Potensi menurunnya permintaan minyak di tengah kondisi pembatasan mobilitas masyarakat membuat PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia merekomendasikan netral untuk sektor minyak dan gas.
Melalui riset bertajuk Cloudy Outlook Ahead untuk sektor minyak dan gas, analis Mirae Sekuritas Juan Harahap memaparkan bahwa pihaknya percaya produsen minyak OPEC+ kemungkinan besar akan tetap pada langkah yang ada saat ini untuk mengurangi pembatasan pasokan secara bertahap, karena mereka berusaha untuk menyeimbangkan ekspektasi pemulihan di sisi permintaan.
“Dengan demikian, kami mengharapkan output yang lebih tinggi dari OPEC+ untuk sisa tahun ini. Kami memperkirakan output global siap untuk meningkat lebih lanjut di semester II/2021 setelah OPEC+ menyetujui kesepakatan baru untuk melepaskan pembatasan yang tersisa.”
Dengan demikian, Juan memperkirakan produksi minyak mentah global akan meningkat menjadi 97 mbpd (+3,3% YoY).
|Baca juga: Medco (MEDC) Berencana Emisi Obligasi Berkelanjutan Rp5 Triliun
Pada permintaan minyak mentah AS, dia mencatat bahwa input kilang minyak AS telah meningkat secara signifikan menjadi 19 mbpd (+2,9% QoQ; 16,1% YoY). Namun, dia melihat pertumbuhan permintaan tiba-tiba berbalik arah untuk sisa tahun ini karena memburuknya situasi pandemi dan new normal saat ini yang mengurangi mobilitas masyarakat yang berpotensi menekan permintaan, terutama di sektor transportasi.
“Meskipun demikian, kami memperkirakan permintaan minyak mentah dunia akan membaik tetapi masih di bawah level sebelum pandemi, menjadi 96,5 mbpd (+6,0% YoY).”
Lebih lanjut Juan mengutip BP Statistical Review 2021 dimana Indonesia memiliki cadangan gas terbesar ketiga di Asia Pasifik pada tahun 2020, dengan cadangan gas sebesar 44,2 triliun kaki kubik atau setara dengan 0,7% cadangan gas dunia.
Dalam hal ini, Indonesia memiliki umur produksi yang melimpah hingga 19,8 tahun. Dengan demikian, dia melihat masih banyak ruang untuk tumbuh bagi industri gas di Indonesia. “Kami menginisiasi Netral di sektor migas Indonesia.”
Rekomendasi tersebut, menurut Juan, didasarkan pada pertama, ketidakpastian permintaan minyak, seiring memburuknya situasi pandemi dan new normal saat ini yang mengurangi mobilitas masyarakat yang berpotensi menekan permintaan, terutama di sektor transportasi.
Kedua, potensi pasokan minyak yang lebih tinggi di semester II/2021, karena dipercaya produsen minyak OPEC+ kemungkinan besar akan tetap pada langkah yang ada saat ini dengan mengurangi pembatasan pasokan secara bertahap.
“Kami lebih memilih MEDC sebagai pilihan utama kami karena kami melihat potensi pertumbuhan pendapatan dari kenaikan harga minyak dan diversifikasi pendapatan melalui usaha ketenagalistrikan dan komoditas mineral.” (Edi)
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News