Media Asuransi, JAKARTA – Infovesta Utama memperkirakan penguatan pada pasar saham masih akan berlanjut tetapi secara lebih terbatas.
“Pasar masih berpotensi menguat secara teknikal sehingga investor masih dapat memanfaatkan buy on weakness pada saham big-cap dengan valuasi undervalued,” tulis Tim Riset Infovesta dalam Weekly Mutual Funds Update dikutip, Selasa, 22 Juli 2025.
Sedangkan pada obligasi, tren sideways dengan potensi kenaikan yield diprediksi akan terjadi dikarenakan peningkatan risiko karena pengesahan RUU One Big Beautiful oleh Trump yang berpotensi memicu lonjakan drastis utang nasional AS lebih dari US$4 triliun.
|Baca juga:Penguatan Pasar saham Diprediksi Berlanjut Tapi Lebih Terbatas
“Meski dampaknya tidak instan, kenaikan ini pasti akan terjadi dan membuat utang AS menjadi lebih berisiko.”
Dalam sepekan terakhir kinerja IDX Composite (IHSG) bergerak bullish sebesar +3,75% ke level 7.311,92 dipicu oleh menguatnya saham konglomerasi dan mayoritas indeks sektoral. Disisi lain, investor asing melakukan aksi jual bersih sebesar Rp1,64 triliun dalam sepekan. Dari sisi saham, top leader IHSG yakni DCII (+62,20%), BREN (+31,15%) dan DSSA (+22,18%).
Dari sentimen domestik, Morgan Stanley Capital Index (MSCI) mencabut perlakuan khusus 3 saham konglomerat Prajogo Pangestu, PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN), dan PT Petrosea Tbk (PTRO) untuk periode peninjauan indeks pada Agustus 2025.
|Baca juga:IHSG Ngacir Terkerek Kinerja Emiten, IPOT Rekomendasikan Saham-saham Breakout Resistance
Dari global, Donald Trump membantah bahwa dirinya berniat memecat Gubernur Federal Reserve Jerome Powell, setelah sebelumnya sempat melontarkan wacana tersebut dalam pertemuan tertutup bersama anggota parlemen Partai Republik yang bocor ke media.
|Baca juga:IHSG Terus Melaju dalam 11 Hari Perdagangan
Sementara itu, data penjualan ritel AS dilaporkan melonjak tajam pada Juni 2025 sebesar 0,6% MoM. Hal ini memberi sinyal momentum ekonomi dan kepercayaan konsumen mulai pulih. Meskipun data inflasi campuran dengan harga produsen yang stagnan dan lonjakan inflasi konsumen masih menjadi perhatian, pasar masih bereaksi positif.
Pasar obligasi dalam sepekan terakhir ditutup menguat. Infovesta Gov. Bond Index naik tipis +0,12% ke level 10.888,59. Pergerakan Yield SBN 10- tahun bergerak bullish yakni turun sebesar -1,68bps WoW ke level 6,63%. Dari domestik, Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan sebesar 25bps menjadi 5,25% pada rapat kebijakan bulan Juli 2025.
Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2025 diproyeksikan antara 4,6% dan 5,4%, didorong oleh perbaikan ekspor setelah negosiasi tarif AS yang berhasil, permintaan domestik yang lebih kuat, dan kebijakan yang mendukung dari pemerintah dan bank sentral.
“Dalam sepekan ke depan, pasar akan wait & see rilis data domestik seperti M2 money supply. Sedangkan dari global akan ada pidato dari Gubernuer Federal Reserve.”
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News