1
1

Rekomendasi Saham dari IPOT untuk Pekan Ini saat IHSG Tembus 7.214

Ilustrasi. | Foto: Allianz Indonesia

Media Asuransi, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di level 7.214 pada Jumat, 23 Mei, naik 1,4 persen dibandingkan dengan pekan lalu. Lonjakan ini disokong net buy asing Rp2 triliun di pasar reguler, angka tertinggi dalam lima minggu terakhir dan lebih dari dua kali rata-rata inflow mingguan sejak April.

Di sisi lain, secara teknikal IHSG saat ini sudah bergerak di atas level 7.000 yang menandakan kepercayaan investor terhadap pasar modal Indonesia. Meskipun begitu investor juga harus tetap waspada, karena ada resisten penting di level 7.400, yang sebelumnya menjadi area yang diuji berkali-kali.

|Baca juga: Usai Dipanggil OJK, RupiahCepat Ambil Langkah Serius Tangani Pengaduan Pengguna

|Baca juga: Tugu Insurance (TUGU) Berencana Caplok PertaLife, Begini Respons Bos OJK

“Sebelum akhirnya IHSG mencetak all time high di level 7.800 pada September 2024,” tegas Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) David Kurniawan, dikutip dari risetnya, Senin, 26 Mei 2025.

David menegaskan pergerakan IHSG pada pekan lalu dipengaruhi sentimen global dan domestik. Dari global, ada sentimen kebijakan tarif Donald Trump dan harga emas. Selanjutnya dari domestik ada sentimen suku bunga Bank Indonesia (BI), di mana pada 21 Mei 2025, Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 5,50 persen.

Sentimen kunci dan rekomendasi

Berbicara tentang potensi market pekan ini yang hanya akan berlangsung selama tiga hari perdagangan yakni 26-28 Mei 2025 karena ada libur dan cuti bersama Hari Kenaikan Yesus Kristus, David mengimbau para pedagang untuk mencermati dua katalis kunci pada pekan ini yakni Rebalancing Index MSCI dan aliran dana asing.

|Baca juga: Lippo Cikarang (LPCK) Rombak Jajaran Dewan Komisaris dan Direksi

|Baca juga: Wacana Asuransi di Program MBG, Begini Respons AAJI!

Guna merespons dinamika pasar dan katalis kunci tersebut, PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) menawarkan rekomendasi sejumlah saham. Selain itu, IPOT juga merekomendasikan pilihan obligasi yang tersedia di IPOT Bond, sebuah produk baru yang memungkinkan investor ritel untuk membeli obligasi dengan harga lebih murah dibandingkan dengan platform lain.

1. Buy MDKA (Current Price: Rp2.040, Entry: Rp2.040, Target Price: Rp2.220 (8,82 persen), Stop Loss: Rp1.950 (-4,41 persen) dan Risk to Reward Ratio: 1:2,0)

MDKA layak beli karena dalam jangka pendek terus bergerak di atas MA5. Meskipun terlihat ada konsolidasi dalam seminggu terakhir, namun ini memberikan area entry dengan risk yang terukur. Selanjutnya dengan adanya potensi harga komoditas yang cenderung naik justru akan menjadi sentimen positif bagi MDKA.

2. Buy BBRI (Current Price: Rp4.350, Entry: Rp4.350, Target Price: Rp4.700 (8,05 persen), Stop Loss Rp4.200 (-3,45 persen) dan Risk to Reward Ratio: 1:2,3)

BBRI dalam jangka pendek baru saja mini breakout resist Rp4.300. Menariknya, investor asing terlihat mulai kembali mengakumulasi BBRI. Selanjutnya, penurunan suku bunga oleh BI akan menjadi sentimen positif bagi sektor perbankan.

|Baca juga: Bos BTN: Pengembangan Digital Disesuaikan dengan Kondisi Geografis Indonesia

|Baca juga: Update Terbaru AJB Bumiputera, Klaim yang Sudah Dibayar Sebesar Rp542,2 Miliar

3. Buy NCKL (Current Price: Rp740, Entry: Rp740, Target Price: Rp805 (8,78 persen), Stop Loss: Rp705 (-4,73 persen) dan Risk to Reward Ratio: 1:1,9)

Saham NCKL dalam jangka pendek mulai bergerak bullish setelah breakout dari area konsolidasi. Kenaikan di Jumat lalu juga didukung dengan price action yang menarik. Selanjutnya, indikator line MACD mulai kembali mengarah ke atas dan histogramnya juga bergerak positif.

4. Buy Obligasi FR0097 di IPOT Bond

Dengan kondisi obligasi 10 tahun yield Indonesia berada di area 6,8 persen. Karena itu IPOT merekomendasikan FR0097 di IPOT Bond dengan kupon per tahun 7,125 persen jatuh tempo 15 Juni 2043. YTM saat ini tercatat di level 6.9 persen bahkan sedikit lebih menarik daripada rata-rata ID10Y.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Bos BEI: Akuntan Jadi Mitra Strategis Hadapi Ketidakpastian Ekonomi Global
Next Post Addin Jauharudin Mundur dari Komisaris Independen Waskita Karya Akibat Rangkap Jabatan

Member Login

or