1
1

Saham Big Cap Undervalued Layak Dikoleksi

Investor lokal sedang mencermati pergerakan saham di Wall Street | Foto: Media Asuransi/Arief Wahyudi

Media Asuransi, GLOBAL – Infovesta Utama merekomendasikan dalam sepekan ke depan, investor dapat melakukan aksi buy pada saham big-cap dengan valuasi undervalued.

Sedangkan pada obligasi, saat ini masih menjadi waktu yang tepat untuk mengoleksi SUN khususnya seri-seri yang baru diterbitkan pemerintah. “Investor dapat mengurangi porsi tenor jangka pendek dan menambah porsi tenor menengah hingga panjang,” tulis Tim Riset Infovesta dalam Weekly Mutual Funds Update dikutip, Selasa, 1 Oktober 2024.

Dalam sepekan terakhir kinerja IDX Composite (IHSG) bergerak bearish sebesar -0,60% ke level 7.696,92, dipicu oleh saham big banks yang melemah. Kemudian, investor asing melakukan aksi jual bersih sebanyak Rp3,37 triliun dalam sepekan.

|Baca juga: Saham-Saham Big Cap Terdiskon Masih Bisa Dikoleksi

Dari sisi saham, top laggards pemberat IHSG yakni BREN (-18,7%), BBRI (-5,12%) dan AMMN (-7,75%). Dari sentimen domestik, posisi uang beredar M2 pada Agustus 2024 tercatat sebesar Rp8.973 triliun atau tumbuh sebesar 7,3% YoY, lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 7,6% YoY.  Pertumbuhan M2 pada bulan Agustus 2024 dipengaruhi oleh perkembangan penyaluran kredit dan aktiva luar negeri bersih.

Dari China, PBoC memutuskan untuk menurunkan suku bunga pinjaman kebijakan satu tahun atau fasilitas pinjaman jangka menengah (MLF) sebesar 30bps menjadi 2,0% dari 2,3%. PboC melakukan langkah-langkah stimulus ekonomi guna menghidupkan kembali perekonomian dan memulihkan kepercayaan pasar. Langkah-langkah tersebut melibatkan pengurangan rasio persyaratan cadangan sebesar 50bps, pemotongan suku bunga jangka pendek utama sebesar 20bps, dan penurunan sekitar 50bps dalam pinjaman hipotek yang ada.

|Baca juga: Infovesta Sarankan Investor Buy Saham Big Cap Undervalued

Dari AS, laju pertumbuhan ekonomi pada Q2-2024 berada di angka 3%, lebih tinggi dari kuartal sebelumnya di angka 1,6%. Pertumbuhan ini didorong oleh investasi inventaris swasta, belanja pemerintah dan impor.

Kemudian, pesanan barang tahan lama yang diproduksi di AS tidak berubah di angka 0%, di luar dari ekspektasi pasar sebesar -2,6%. Hasil tersebut menantang pesimisme yang berkembang atas aktivitas manufaktur di Amerika Serikat, yang menunjukkan bahwa perlambatan saat ini mungkin bersifat sementara.

Pasar obligasi dalam sepekan terakhir ditutup melemah. Infovesta Gov. Bond Index turun -0,16% ke level 10.493,47. Yield SBN 10 tahun dan Yield obligasi AS 10 tahun bergerak bearish masing masing naik sebesar +2,20bps WoW ke level 6,45% dan +1,00 bps ke level 3,75%.

Di samping yield US Treasury, rilis data di akhir pekan yakni inflasi PCE Indeks sanggup turun menjadi 2,2% YoY (konsensus 2,3% YoY) dan diharapkan dapat menjadi katalis positif di awal pekan berikutnya.

Editor: Achmad Aris

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post AAUI Dukung Penuh Program Medical Check-Up Gratis Presiden Terpilih Prabowo
Next Post Asuransi Harta Benda dan Kredit Mendominasi Perolehan Premi Industri Asuransi Umum di Semester I/2024

Member Login

or