Media Asuransi, JAKARTA – Saham-saham emiten asuransi umum merespons pergerakan IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) yang tertekan belakangan ini dengan variatif. Di antara saham asuransi umum yang mengalami tekanan adalah PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU), atau Tugu Insurance.
Meskipun harga sahamnya cenderung tertekan, valuasi yang sudah murah ditambah potensi pembagian dividen dapat menjadi katalis positif untuk harga saham TUGU. Pengamat pasar modal, Yazid Muammar, yang memantau pergerakan harga saham asuransi umum menyampaikan bahwa valuasi sektor yang masuk jasa keuangan ini masih relatif terdiskon.
“Rata-rata rasio Price to Book Value (PBV) sektor asuransi umum saat ini berada di 0,58x, lebih rendah sektor keuangan yang berada di PBV 1,57x dan IHSG yang berada di 1,85x. Hal ini menarik untuk dipantau menjadi stock pick, di tengah berbagai risiko ketidakpastian yang ada,” ujar Yazid dalam keterangan resmi Tugu Insurance, Jumat, 21 Maret 2025.
|Baca juga:Kontribusi Pendapatan Anak Usaha Tugu Insurance Terus Meningkat
Menurut dia, salah satu emiten asuransi umum yang layak untuk menjadi saham pilihan adalah TUGU. Yazid menjelaskan bahwa saat ini TUGU ditransaksikan di 0,33x PBV atau berada di bawah rata-rata industri maupun sektor keuangan.
“Dengan kinerja keuangan yang solid di sepanjang 2024, saham TUGU saat ini significantly undervalued. Laba inti tahun berjalan tumbuh 63 persen menjadi Rp706 miliar di tengah pertumbuhan premi bruto yang mencapai 11 persen di 2024 dan loss ratio yang sukses dijaga di bawah 60 persen atau tepatnya di 54,4 persen,” ungkapnya.
Menurut Yazid, tekanan yang dialami oleh harga saham TUGU di sepanjang 2025 lebih disebabkan karena sentimen temporer dan bukan karena aspek fundamental. Dia juga mengungkapkan bahwa saham TUGU secara likuiditas transaksi paling tinggi jika dibandingkan emiten asuransi umum lain, yang membuatnya cukup terkena imbas sentimen makro yang kurang kondusif.
|Baca juga:Laba Tugu Insurance Naikan 363% di Awal Tahun, Bagaimana Strateginya?
Di saat harga saham TUGU tertekan, Yazid melihat potensi return dari berinvestasi di saham asuransi umum dengan total aset mencapai Rp26,4 triliun tersebut tergolong tinggi. Apalagi setelah rilis kinerja yang gemilang di 2024 dan potensi pembagian dividen.
“Setelah rilis laporan keuangan, agenda berikutnya dalam waktu dekat di kuartal II/2025 nanti adalah RUPS, dengan agenda rutin yang biasanya dimintakan restu adalah pembagian dividen. Sejak melantai di BEI, TUGU tidak pernah absen membagikan dividen kepada pemegang saham,” tambahnya.
Menurut perhitungan Yazid, dengan capaian laba tahun berjalan di 2024 dan menggunakan rasio payout dividend historis 40 persen, maka potensi dividen yang kemungkinan disetor ke pemegang saham mencapai Rp300 miliar.
|Baca juga: Bos Tugu Insurance Kembali Borong Saham TUGU
“Potensi dividen per saham bisa Rp84 atau dengan harga saat ini mampu memberikan yield 8,7 persen. Nyaris sembilan persen, padahal yield dividen dari big bank umumnya 4-6 persen, yang ini artinya lebih tinggi. Apalagi jika melihat gap valuasi TUGU dengan peers yang juga masih lebar. Secara sederhana saham TUGU memberikan margin of safety bagi investor yang menjanjikan” ungkapnya.
Yazid menambahkan bahwa dalam kondisi pasar yang bergerak volatile seperti sekarang, risiko yang ditanggung investor tergolong tinggi. Sehingga dengan berinvestasi pada saham-saham yang konsisten tidak hanya menjadi buffer untuk portofolio, tetapi juga memberikan arus kas yang positif dari pembagian laba tersebut.
“Jika menggunakan target PBV historis TUGU di 0,4-0,5x saja mendekati pasar saat ini, nilai wajar saham TUGU secara konservatif berada di Rp1.330 per saham. Artinya ada potensi upside setidaknya 36,4 persen dan ini belum ditambah potensi yield 8,7 persen, sehingga menarik dikoleksi,” jelaasnya.
Terlepas dari valuasi yang masih sangat terdiskon, TUGU mencatatkan kinerja keuangan yang solid di sepanjang tahun 2024. Premi bruto tumbuh 11 persen year on year (yoy) menjadi Rp8,5 triliun. Sementara itu jumlah pendapatan tumbuh 10 persen yoy menjadi Rp3,9 triliun. Per akhir Desember 2024, TUGU mencatatkan total aset sebesar Rp26,4 triliun dengan nilai ekuitas konsolidasi sebesar Rp10,5 triliun.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News