1
1

Erdikha Sekuritas: IHSG Alami Jenuh Beli dan Rawan Profit Taking

Media Asuransi – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan akhir pekan ini diperkirakan bergerak konsolidasi dengan kecenderungan melemah karena memasuki fase jenuh beli dan rawan aksi profit taking
 
Equity Research Analyst PT Erdikha Elit Sekuritas Hendri Widiantoro mengatakan, secara teknikal IHSG pada perdangangan kemarin ditutup melemah tampak masih berada di level Upper Band
 
“Diperdagangkan dengan volume yang cukup signifikan. Indikasi masih ada potensi penguatan bagi IHSG kendati indikator stochastic sudah berada pada area overbought. Indikasinya indeks sudah berada pada fase jenuh beli dan rawan terjadi aksi profit taking” jelasnya melalui riset harian yang dikutip Media Asuransi, Jumat 15 Januari 2021. 
 
Menurutnya, IHSG pada perdagangan hari ini diperkirakan akan bergerak konsolidasi dengan kecenderungan melemah terjadi aksi profit taking dengan range perdagangan 6.400-6.450. Adapun saham-saham yang perlu dicermati yaitu TINS, CPIN, PGAS, JAPFA, JSMR, AALI, BJBR, dan BJTM.
 
Baca Juga: 
 
Lebih lanjut, Hendri menerangkan, IHSG pada perdagangan kemarin ditutup melemah pada level 6.428 (-0,11%) ditransaksikan senilai Rp28,24 triliun dengan volume transaksi 35,65 miliar lembar saham di mana asing melakukan Aksi Beli Bersih Rp2,97 triliun. Adapun sektor yang membebani laju IHSG kemarin meliputi sektor Mining (-0,252%), Agriculture (-0,472%), Consumer (-0,571%), Finance (-0,631%), Property (-0,963%) di mana sektor yang masih menopang laju indeks kemarin meliputi sektor Basic-Ind (1,605%), Infrastructure (0,732%), Trade (0,328%), Manufactur (0,31%), dan Misc-Ind (0,047%).           
                             
Hendri menuturkan, IHSG pada perdagangan Kamis kemarin terpantau bergerak mix. Pada awal perdagangan IHSG dibuka menguat lalu terkoreksi dan kembali menguat lagi menjelang penutupan sesi 1. Menjelang penutupan sesi 2 IHSG kembali terkoreksi dan ditutup pada level 6.428 (-0,107%). 
 
“Penyebab IHSG melemah kemarin dikarenakan adanya aksi profit taking pada saham-saham Big Cap dan adanya aksi beli asing pada saham BBRI senilai Rp187,2 miliar. Kemarin telah rilis data neraca perdagangan China untuk bulan Desember yang mengalami peningkatan sebesar US$78,17 miliar di mana sebelumnya US$75,4 miliar menjadikan market pada pasar Tiongkok kembali terapresiasi sehingga mempunyai efek dominan terhadap market domestik di awal sesi perdagangan,” jelasnya. 
 
Selain itu, rilis juga data Export dan Import China untuk bulan Desember yang membaik indikasi perekonomian Tiongkok yang tampaknya sudah mulai kembali pulih kendati masih dibayangi oleh potensi perlambatan pertumbuhan ekonomi akibat kasus Covid-19 yang semakin meningkat. 
 
“Investor juga perlu mencermati hari ini akan rilis beberapa data ekonomi seperti Neraca Perdagangan Indonesia untuk bulan November yang diestimasi oleh konsensus Trading Economic menjadi defisit dari sebelumnya US$2,62 miliar menjadi US$2,3 miliar yang berpotensi menekan laju IHSG. Aca

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post PT Asuransi ASEI Indonesia Gandeng PT Sarinah (Persero)
Next Post MNC Sekuritas: 4 Saham Menu Trading 15 Januari 2021

Member Login

or