Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non Bank (IKNB) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Firdaus Djaelani menyerahkan langsung bantuan kepada Bupati Garut dan SMPSMA PGRI yang berlokasi di wilayah Kelurahan Haurpanggung, Kecamatan Tarogong Kidul, Garut, 1 Oktober 2016. Bantuan yang diserahkan kali ini terbagi dua, yakni kepada Pemda Garut berupa uang tunai Rp50 juta, 10 unit komputer, dan 60 karpet untuk tempat peribadatan. Sedangkan bantuan ke SMP dan SMA PGRI berupa 30 unit komputer, lima printer, dan 100 paket alat tulis dan perlengkapan sekolah. SMP dan SMA PGRI yang mendapat bantuan, rusak parah akibat terjangan banjir bandang Sungai Cimanuk pada dini hari, 20 September 2016. Akibat rusaknya sarana ruang belajar diterjang banjir bandang, ratusan siswa terpaksa harus mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), di tempat-tempat yang lebih aman salah satunya gedung Lembaga Education Centre (LEC).
Hadir dalam kesempatan tersebut dan ikut menyerahkan bantuan antara lain Ketua Dewan Asuransi Indonesia (DAI) yang juga Ketua Umum Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Hendrisman Rahim, Ketua Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Yasril Y Rasyid, Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pialang Asuransi dan Reasuransi Indonesia (Apparindo) Nanan Industri Perasuransian Bantu Korban Banjir Garut Ginanjar, Ketua Umum Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI) Taufik Marjuniadi, Pengurus Persatuan Golf Asuransi Indonesia (PGAI) Edison Idrus, wakil dari Widya Dharma Artha (WDA) Mohammad Subhan, dan para tokoh asuransi.
“Ini salah satu bentuk kepedulian dari IKNB, khususnya perasuransian terhadap musibah yang terjadi di Kabupaten Garut,” kata Firdaus Djaelani. Menurutnya, OJK menghimbau pada industri perasuransian agar peduli terhadap saudara-saudaranya yang kini tengah dilanda musibah. “Mungkin ini tidak seberapa, tapi mudah-mudahan bermanfaat dan dapat membantu segera terselenggaranya kegiatan belajar- mengajar di sekolah ini. Rencana kami, bantuan tersebut berupa sarana penunjang pendidikan seperti komputer, printer, peralatan buku, karpet dan lainnya, termasuk juga bantuan uang tunai dan nanti pun kita akan bantu lagi untuk sarana seperti bangku dan meja atau alat sekolah lainnya. Untuk meja dan bangku tentu saja tidak dibawa dari Jakarta. Uangnya yang dari Jakarta, nanti beli peralatannya di sini,” ujarnya.
Bupati Garut Rudy Gunawan mengatakan bahwa sebagian dari uang bantuan yang Rp50 juta itu akan digunakan untuk menguruk lapangan dan lahan bekas bangunan yang memang posisinya lebih rendah. “Mulai besok siap dikirim truk membawa material uruk. Karena pakai truk pemda, biaya per truk hanya Rp200 ribu, sehingga dana ini cukup untuk 250 truk. Nanti yang 100 truk dikirim ke sini, sisanya akan saya atur untuk keperluan lain,” jelasnya. Dalam kesempatan itu Bupati Garut juga mengatakan bantuan berupa dana maupun alat untuk operasional sekolah seperti yang diserahkan IKNB sangat diperlukan. Menurutnya, kalau bantuan berupa sembako atau pakaian pantas pakai, sudah terlalu banyak. Tetapi kalau peralatan kerja untuk sekolah maupun dana renovasi masih terbatas. “Baru kemarin Ibu Kepala Sekolah mengatakan pada saya bahwa semua peralatan kantor sekolah termasuk komputer rusak. Hari ini Allah menjawab harapan dan doa kita semua, ada bantuan komputer dari Jakarta,” katanya.
Ketua DAI Hendrisman Rahim mengatakan bahwa penyerahan bantuan ini merupakan bentuk kepedulian industri asuransi di tanah air terhadap korban bencana. Kegiatan serupa sudah pernah beberapa kali dilakukan di daerah-daerah bencana. “Bencana dapat terjadi di mana saja. Namun ini dapat dijadikan model bagi seluruh industri perasuransian bahwa kita bersama-sama, bahu membahu untuk memberikan bantuan kepada korban bencana di seluruh Indonesia,” katanya.
Ketua Umum AAUI Yasril Y Rasyid menambahkan, bantuan tersebut berasal dari asosiasi perasuransian dan anggota asosiasi yang dikumpulkan bersama. “Asosiasi memberikan sumbangan, selain itu semua asosiasi juga menghimbau pada anggotanya masing-masing untuk menyumbang juga. Sampai saat ini sudah terkumpul sumbangan sekitar Rp620 juta. Bantuan yang diserahkan kali ini baru sebagian dari yang telah dikumpulkan. Setelah pengumpulan bantuan dihentikan, akan diserahkan lagi sisanya,” katanya. Yasril menambahkan bahwa pihaknya tidak menyangka terkumpul bantuan sebanyak itu hanya dalam waktu sekitar satu minggu. “Itu menunjukkan kepedulian dan kegotong-royongan kita semua, bukan hanya asosiasi melainkan juga semua anggota,” tuturnya. S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News