Media Asuransi, GLOBAL – AM Best percaya bahwa dunia maya dapat menjadi sumber pertumbuhan dan inovasi yang menguntungkan bagi perusahaan asuransi dan reasuransi.
Namun dalam laporan terbarunya yang dikutip, Selasa, 13 Februari 2024, AM Best memperingatkan bahwa pertumbuhan cyber book dapat menimbulkan risiko material terhadap kekuatan keuangan (re)asuransi jika tidak dikelola dengan tepat.
Laporan Segmen Pasar The Best, bertajuk “Cyber: Growth Potential and Pricing Environment Support Appetite Across Some European (Re)insurers” mencatat bahwa dunia maya adalah lini dengan tingkat risiko produk yang tinggi yang memerlukan keahlian dan pengetahuan dan menjelaskan bahwa para pelaku pasar mengambil sikap yang berbeda mengenai cakupan.
|Baca juga: Para Pemimpin Bisnis di Singapura Harus Mampu Hadapi Ancaman di Dunia maya
Asuransi siber telah mengalami tingkat kesulitan yang tinggi sejak meningkatnya aktivitas kerugian selama pandemi. Meskipun kenaikan tarif mulai menunjukkan tanda-tanda moderat atau bahkan menurun akhir-akhir ini, penetapan harga tetap menarik.
Namun, terdapat gambaran yang beragam di pasar mengenai minat penjaminan terhadap dunia maya. Meskipun beberapa operator masih sangat berhati-hati terhadap paparan siber mereka dan tidak menunjukkan keinginan untuk memperluas portofolio mereka secara aktif—atau bahkan mencoba menguranginya—ada pula yang melihatnya sebagai peluang yang menarik.
Sebagai lembaga pemeringkat, AM Best memasukkan penilaian maskapai penerbangan terhadap potensi kerugian siber dalam pertimbangan pemeringkatannya—dan mempertimbangkan bagaimana potensi kerugian siber ini berperan dalam manajemen modal dan keputusan alokasi modal maskapai tersebut.
Walaupun potensi kerugian akibat bencana siber saat ini secara umum masih berada di bawah paparan bencana lainnya di industri, AM Best mencatat adanya peningkatan kesadaran mengenai potensi kerugian siber dan integrasi yang lebih besar dari elemen ini ke dalam keputusan pengelolaan modal operator.
Konsekuensi yang terkait dengan reasuransi dan pertimbangan retro juga dinilai, serta kemampuan operator untuk menerapkan alat transfer risiko yang memadai untuk melindungi neraca keuangannya.
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News