Media Asuransi – Prospek profitabilitas PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) dinilai akan lebih baik setelah pembayaran utang senilai Rp2 triliun dan divestasi saham anak usahanya PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB).
Melalui riset Company Update yang dikutip Media Asuransi, Kamis, 16 September 2021, analis PT Henan Putihrai Sekuritas, Robertus Yanuar Hardy, menginisiasi SMGR dengan peringkat BUY pada TP 11.900, mengimplikasikan 10,7/10,2x dari rasio EV/EBITDA untuk 21F/22F dan Rp1,77 juta dari rasio EV/ton 21F.
“Pada kapitalisasi pasar saat ini sebesar Rp52 triliun (Rp69 triliun EV), SMGR diperdagangkan pada 8,5/8,1x dari rasio EV/EBITDA 21F/22F-nya. Atau secara signifikan di bawah rata-ratanya dalam 5 tahun terakhir yang tercatat pada 10,7x. Emiten semen global lainnya saat ini diperdagangkan pada valuasi rata-rata 10,3x EV/EBITDA-nya.”
|Baca juga: Bedah Saham: Menakar Prospek Kinerja XL Axiata (EXCL)
Selain reputasinya sebagai pemimpin pasar domestik, Robertus menyukai SMGR karena adanya kemungkinan biaya keuangan yang dapat turun jauh lebih rendah setelah divestasi 15% SMCB (anak perusahaan) ke Taiheiyo dengan cara menukar utang dengan ekuitas. “Kedatangan Taiheiyo sebagai mitra strategis di SMCB juga dapat memastikan rencana ekspansi ke luar negeri,” jelasnya.
Dari sisi kinerja keuangan, Robertus menjelaskan bahwa pendapatan SMGR pada semester I/2021 tumbuh 1,2% yoy menjadi Rp16,2 triliun, menyusul pertumbuhan 5,7% yoy pada volume penjualannya menjadi 19,2 juta ton.
Hal ini didukung oleh volume penjualan ekspor yang melonjak 35,5% yoy meskipun ada penurunan penjualan domestik sebesar 1,5% yoy. EBITDA naik 2,1% yoy menjadi Rp3,5 triliun. Namun, laba bersih berhasil melonjak lebih tinggi sebesar 30% yoy menjadi Rp794 miliar karena beban bunga yang jauh lebih rendah, setelah pembayaran utang sebesar Rp2 triliun. Rasio cakupan bunga meningkat menjadi 4,6x dari 3,9x di FY20.
Taiheiyo Cement Company (TCC) mengakuisisi 15% kepemilikan PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB, anak perusahaan) melalui rights issue dengan harga Rp2,300/saham pada saat SMCB hanya diperdagangkan pada 1,705/saham per 30 Maret 2021 ketika RUPST menyetujui aksi tersebut atau 35% premium.
|Baca juga: Bedah Saham: Berkah Lonjakan Permintaan Data bagi Sarana Menara (TOWR)
“Kemitraan strategis ini diharapkan dapat memperluas pasar SMGR di luar negeri, karena kemungkinan Taiheiyo untuk menyerap sebagian produksi semen dan klinker SMCB setelah aksi korporasi ini. Rasio utang terhadap aset SMCB diproyeksikan menurun menjadi 24% pada akhir tahun ini, dari 43% per Desember 2020.”
Semen Indonesia Group (SMGR) bergerak dalam pembuatan semen, klinker, dan beton. SMGR beroperasi melalui beberapa anak perusahaan: Semen Gresik (Jawa Timur), Semen Tonasa (Sulawesi), Semen Padang (Sumatera Barat), Thang Long Cement Company (TLCC, Vietnam, 70% kepemilikan), SMCB Tbk (83% kepemilikan), Semen Kupang (Nusa Tenggara Timur), dan Semen Andalas (Semen Indonesia Aceh).
Perusahaan juga mengelola kawasan industri yang terletak di Gresik dan Tuban (Jawa Timur), masing-masing dengan 140ha lahan kelolaan. SMGR berhasil menjual 14 juta ton semen di dalam negeri pada 1H21, yang merefleksikan lebih dari 50% pangsa pasar domestik. Kapasitas produksi domestik tahunan tercatat sebesar 50.3 juta ton per Juni-2021 (52.6 juta ton jika termasuk TLCC), mencerminkan 44% dari total kapasitas produksi semen domestik yang saat ini tercatat sebesar 115.3 juta ton.
Lebih lanjut, Robertus mengingatkan risiko investasi yang perlu diwaspadai pada saham SMGR ini yaitu EBITDA 21F/22F yang lebih rendah dari perkiraan Rp8,17 triliun/8,61 triliun dan volume penjualan semen 21F/22F yang lebih rendah dari perkiraan 41 juta ton/43 juta ton.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News