1
1

Bedah Saham: Berkah Lonjakan Permintaan Data bagi Sarana Menara (TOWR)

Media Asuransi – Potensi lonjakan permintaan data diperkirakan bakal berdampak positif bagi kinerja emiten menara telekomunikasi dan serat optik yaitu PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR).

Melalui riset Company Update yang dikutip Media Asuransi, Jumat, 13 Agustus 2021, analis PT Henan Putihrai Sekuritas, Robertus Yanuar Hardy, mengatakan bahwa pihaknya menginisiasi TOWR dengan peringkat BELI pada TP 1.575, menyiratkan 12,8/11,8x rasio FY21F/FY22F EV/EBITDA-nya. 

“Kami memperkirakan EBITDA 21F/22F perusahaan tumbuh 8,7%/7,9% yoy menjadi Rp6,75 triliun/Rp7,29 triliun, karena kemungkinan lonjakan permintaan data yang diharapkan menguntungkan emiten menara telekomunikasi dan serat optik.”

|Baca juga: BEDAH SAHAM: Menimbang Prospek Profitabilitas ITMG

Dia menjelaskan, pada ROE saat ini sebesar 26,2% dan valuasi sebesar Rp86,21 triliun enterprise value (Rp67,34 triliun market cap, Rp1.320 per saham), TOWR diperdagangkan dengan valuasi yang masih terdiskon, hanya 12,8/11,8x dari rasio EV/EBITDA 21F/22F-nya, dibandingkan TBIG yang tercatat sebesar 17,3/15,9x dengan ROE 14,1%.

TOWR adalah perusahaan menara independen terbesar dengan 21.424 aset menara per kuartal I/2021. Jumlah penyewa dan rasio penyewaan masing-masing mencapai 39.794 dan 1,86x, dan perusahaan terus berupaya membidik penambahan 500 hingga 1.000 unit menara setiap tahun.

Hingga 10 tahun-12 tahun ke depan, selain dari potensi nilai perpanjangan kontrak di masa depan, perseroan sudah mengamankan komitmen sebesar Rp52,7 triliun dan kontrak jangka panjang, belum termasuk nilai potensi perpanjangan kontrak di masa depan.

|Baca juga: BEDAH SAHAM: Menggali Prospek PTBA

EBITDA TOWR pada kuartal I/2021 tumbuh 7,6% yoy menjadi Rp1,68 triliun dari Rp1,56 triliun pada kuartal I/2020. Pendapatan naik 7,5% yoy menjadi Rp1,96 triliun dari Rp1,82 triliun. Marjin laba kotor membaik menjadi 72,6% dari 71,4%. Laba operasional tumbuh 9,7% yoy menjadi Rp1,25 triliun dari Rp1,14 triliun. Laba bersih melonjak 52,1% yoyY menjadi Rp789,2 miliar karena kerugian valas dan beban keuangan yang jauh lebih rendah.

“Kami perkirakan EBITDA 21F/22F tumbuh 8,7/7,9% menjadi Rp6,75 triliun/Rp7,29 triliun menyusul proyeksi kenaikan pendapatan sebesar 8,0/7,5% menjadi Rp8,04 triliun/Rp8,64 triliun, dan kemungkinan peningkatan pada marjin laba kotor dan EBITDA menjadi 73,3%/73,7% dan 84,0%/84,3%, dari 72,3% dan 83,4% di FY20. Laba bersih diperkirakan akan naik 9,7/10,9% yoy menjadi Rp3,11 triliun/Rp3,45 triliun, dari Rp2,84 triliun di FY20.”

Adapun risiko investasi yang perlu diwaspadai saat berinvestasi pada saham TOWR adalah Pendapatan FY21F/FY22F yang lebih rendah dari Rp8,04 triliun/Rp8,64 triliun, Tingkat marjin EBITDA yang lebih tipis dari 84,0%/84,3% pada FY21F/FY22F, dan Tingkat pertumbuhan laba bersih yang lebih kecil dari 9,7%/10,9% yoy pada FY21F/FY22F. Aca

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post CIMB Niaga Manjakan Nasabah Kartu Kredit Lewat OCTO Mobile
Next Post Pefindo Pertahankan Outlook Negatif Hakaaston

Member Login

or