Media Asuransi – Pada semester I/2021 pendapatan PT XL Axiata Tbk (EXCL) tercatat turun 1%, tetapi rencana akuisisi EXCL terhadap Link Net (LINK) diperkirakan bakal berdampak positif terhadap kinerja perseroan.
Melalui riset Company Update yang dikutip Media Asuransi, Kamis, 26 Agustus 2021, analis PT Henan Putihrai Sekuritas, Robertus Yanuar Hardy, menjelaskan bahwa pendapatan EXCL 1H21 sedikit turun 1% yoy menjadi Rp12,98 triliun dari Rp13,09 triliun pada 1H20, karena ARPU gabungan yang relatif tidak berubah yang tercatat pada 36.000. EBITDA tetap stabil di Rp6,5 triliun pada marjin yang tidak berubah sebesar 50%.
Namun, jika tidak termasuk keuntungan (kerugian) valas, keuntungan dari penjualan dan sewa-balik aset menara, EXCL 1H21 Normalisasi Laba Setelah Pajak (PAT) berhasil naik 212% yoy menjadi Rp564 miliar dari Rp181 miliar.
|Baca juga: Bedah Saham: Berkah Lonjakan Permintaan Data bagi Sarana Menara (TOWR)
“Oleh karena itu, kami menginisiasi XL Axiata dengan peringkat BUY, dengan TP 3.100. Menyiratkan 3.0/2.9x dari rasio EV/EBITDA 21F/22F. Pada valuasi saat ini sebesar Rp28,10 triliun market cap (Rp34,93 triliun EV), EXCL diperdagangkan dengan valuasi yang masih mengalami diskon, sebesar 2,7/2,5x dari rasio EV/EBITDA 21F/22F dibandingkan dengan TLKM, ISAT, dan FREN yang saat ini diperdagangkan pada 5,0/4,7x, 4,2/3,9x, dan 14,5/11,2x dari rasio EV/EBITDA 21F/22F, masing-masing.”
Secara teperinci Robertus menjelaskan bahwa pendapatan data yang mendominasi Pendapatan Konsolidasi 1H21 EXCL dengan kontribusi sebesar 93,9%, sedikit tumbuh 2% yoy menjadi Rp11,3 triliun. Jumlah aset menara BTS tumbuh 12% yoy menjadi 156.709 unit.
Meskipun Pendapatan 1% lebih rendah, EBIT EXCL 1H21 masih 35% yoy lebih tinggi jika tidak termasuk Rp1,86 triliun keuntungan dari penjualan aset menara dan sewa-balik menara –seiring dengan divestasi 2.688 unit aset menaranya ke Protelindo (TOWR Tbk) dan Centratama (CENT Tbk) pada 1H20. Rasio cakupan pembayaran bunga mengalami pembaikan menjadi 5,5x dari 4,9x.
|Baca juga: Bedah Saham: Menilik Prospek Saham BRI (BBRI)
“Ke depan, kami berharap EBITDA 21F/22F tumbuh sebesar 0,7%/5,8% menjadi Rp 13.15 triliun/Rp13.91 triliun mengikuti proyeksi 2.9%/4.9% kenaikan Pendapatannya menjadi Rp26,77 triliun/Rp28,07 triliun. Segmen data FY21F/FY22F diperkirakan tumbuh 1,7%/3,7% menjadi Rp21,76 triliun/Rp22,55 triliun dan non-data diproyeksikan naik 0,3%/10% menjadi Rp2,8 triliun/Rp2,9 triliun. Laba bersih diperkirakan akan naik 177,9%/9,2% yoy menjadi Rp1,03 triliun/Rp1,13 triliun.
Dampak Aksi Korporasi
EXCL telah menandatangani perjanjian kontrak untuk mengakuisisi 1,82 miliar lembar saham, atau setara dengan 66% saham LINK dari First Media Tbk (KBLV). Jika dapat terwujud, akuisisi ini diharapkan dapat menambah arus pendapatan baru dari segmen internet rumah ke pendapatan konsolidasi EXCL.
Sementara itu, terkait dengan rumor merger antara EXCL dan FREN, jelas Robertus, baik EXCL maupun FREN menolak berkomentar lebih lanjut mengenai munculnya spekulasi dari sejumlah pihak eksternal yang mengindikasikan bahwa mereka sedang dalam proses pembahasan untuk melakukan proses merger. Spekulasi muncul seiring dengan pembahasan merger yang memang secara resmi dilakukan antara ISAT dengan Hutchison 3.
XL Axiata Tbk (EXCL) merupakan salah satu operator telekomunikasi terbesar di Indonesia dengan jumlah pelanggan dan aset menara BTS masing-masing mencapai 56,77 juta dan 156.709 unit. Baru-baru ini memperoleh lisensi koneksi 5G dan terlebih dahulu akan menyediakan untuk pelanggannya di Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan Surabaya, dimulai pertengahan Agustus 2021.
Adapun Risiko Investasi yang patut diwaspadai saat berinvestasi pada saham EXCL adalah: Pendapatan 21F/22F lebih rendah daripada ekspektasi yang sebesar Rp26,77 triliun/Rp28,07 triliun, Marjin EBITDA lebih tipis daripada perkiraan yang sebesar 49,1%/49,6% pada 21F/22F, dan marjin laba bersih lebih kecil daripada estimasi yang sebesar 3,9%/4,0% pada 21F/22F. Aca
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News