Media Asuransi, JAKARTA – Produk asuransi yang dukaitkan dengan investasi (PAYDI) atau unitlink belakangan ini menjadi sorotan. Hal itu usai Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) menyebutkan kinerja preminya masih mengalami penurunan sampai semester I/2024.
Menanggapi hal tersebut, Vice President PT Infovesta Utama Wawan Hendrayana menjelaskan, faktor utama yang memengaruhi kinerja unitlink bukan salah penempatan investasi, melainkan ketatnya regulasi yang mengatur produk tersebut.
“Unitlink memang mengalami tekanan dari sisi dana kelolaan. Ini karena peraturan yang semakin ketat, yang membuat penjualan unitlink menjadi lebih prudent dan sulit dibandingkan dengan sebelumnya,” ungkap Wawan, kepada Media Asuransi, di Jakarta, Senin, 2 September 2024.
|Baca juga: Sambut Hari Pelanggan Nasional, Luncurkan Allianz Blue Eagle Network
|Baca juga: Hadirkan Saham Berkualitas, BEI-Infovesta Luncurkan Indeks IDX-Infovesta Multi-Factor 28
Ia menjelaskan pembatasan ini mengakibatkan peminat unitlink menjadi lebih terbatas. Namun, Wawan menegaskan, meskipun unitlink menghadapi tantangan di sisi penjualan, namun kinerjanya sebenarnya lebih baik dibandingkan dengan reksa dana konvensional.
“Dari sisi kinerja, unitlink justru lebih baik. Dengan diperketatnya peraturan, pemilihan emiten dalam unitlink menjadi lebih berhati-hati dan terbatas, sehingga kinerjanya lebih baik, terutama saat pasar mengalami penurunan. Unitlink terbukti turun lebih rendah dibandingkan dengan produk konvensional saat pasar merosot,” tukasnya.
Sebagai informasi, AAJI melaporkan premi produk asuransi yang dikaitkan dengan investasi (PAYDI) atau unitlink menyusut 13,8 persen secara tahunan atau menjadi Rp36,68 triliun pada semester I/2024. Dengan perolehan ini, premi unitlink hanya mampu mengambil kontribusi 41,4 persen dari total premi yang diperoleh perusahaan asuransi jiwa sebesar Rp88,49 triliun.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News