Media Asuransi, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Kamis pagi terlihat bergerak di zona negatif. Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (US$) pada pembukaan perdagangan terpantau melemah tipis ketimbang penutupan perdagangan di hari sebelumnya di Rp15.499 per US$.
|Baca juga: PKPU Indofarma (INAF) Telah Berakhir, Ini yang Akan Dilakukan Manajemen
IHSG Kamis, 22 Agustus 2024, perdagangan pagi dibuka di 7.554 dan tak lama melemah ke 7.527. Posisi tertinggi di 7.554 dan terendah di 7.479. Volume perdagangan pagi tercatat sebanyak 3,6 miliar lembar saham senilai Rp2,2 triliun. Sebanyak 141 saham menguat, 316 saham melemah, dan 161 saham stagnan.
Mengutip Bloomberg, nilai tukar rupiah pada perdagangan pagi dibuka tertekan di Rp15.500 per US$ dengan year to date return 0,82 persen. Pagi ini nilai tukar rupiah bergerak di kisaran Rp15.500 per US$ hingga Rp15.525 per US$. Sedangkan menurut Yahoo Finance, nilai tukar rupiah berada di Rp15.380 per US$.
Wall Street menguat
Di sisi lain, bursa saham Wall Street menguat pada akhir perdagangan Rabu waktu setempat (Kamis pagi WIB). Hal itu terjadi karena meningkatnya ekspektasi terhadap pemangkasan suku bunga Federal Reserve menyusul kenaikan bursa saham Eropa dan penurunan bursa Asia.
|Baca juga: Mau Dapat Hujan Rezeki? ANTM, CUAN, KLBF, hingga MAPA Wajib Masuk Radar Hari Ini
Indeks Dow Jones Industrial Average berakhir naik 0,1 persen menjadi 40.890. Sedangkan indeks S&P 500 yang berbasis luas menguat 0,4 persen menjadi 5.620. Sementara Nasdaq Composite Index yang kaya teknologi melonjak 0,6 persen menjadi 17.918.
Sedangkan dolar AS menguat tipis pada akhir perdagangan Rabu waktu setempat (Kamis pagi WIB), setelah jatuh ke level terendah terhadap euro tahun ini. Kondisi itu karena para investor menunggu revisi data ketenagakerjaan AS dan pidato Ketua Federal Reserve Jerome Powell.
Euro naik ke US$1,1132, level tertinggi sejak Desember, karena para investor meningkatkan taruhan mereka pada pemangkasan suku bunga Fed tahun ini, yang menyeret turun imbal hasil obligasi AS dan membebani dolar. Euro terakhir turun 0,1 persen pada US$1,1119 karena dolar menemukan pijakannya.
|Baca juga: Saham JMA Syariah (JMAS) Masih Ngebut Usai Disengat Isu Akuisisi oleh Maybank (BNII)
Indeks dolar jatuh ke level terendah sejak akhir Desember semalam di 101,30 tetapi terakhir naik 0,12 persen di 101,51. Sedangkan sterling naik ke level tertinggi sejak Juli 2023 pada Rabu di US$1,3054 tetapi juga menyerah sedikit untuk duduk 0,1 persen lebih rendah di US$1,3019.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News