1
1

Kinerja Reksa Dana Saham Tertinggal dari IHSG

Seorang investor sedang memperhatikan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia. | Foto: Media Asuransi/Arief Wahyudi

Media Asuransi –  Kinerja imbal hasil reksa dana saham selama periode year to date (ytd) 23 April 2021 tercatat tertinggal dibandingkan dengan kinerja indeks acuannya yaitu Indeks Harga Saham Gabungan. 

Mengutip Infovesta Mutual Funds Update yang dikutip Media Asuransi, Selasa, 27 April 2021, secara ytd 23 April 2021, kinerja pasar saham Indonesia yang tercermin melalui Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan kinerja positif sebesar 0,63%. Namun demikian, penguatan tersebut tidak cukup kuat untuk mendorong kinerja reksa dana saham melalui Infovesta Equity Fund Index yang masih terpuruk sebesar -3,63% secara ytd. 

Baca juga: Danamon dan MAMI Meluncurkan 3 Produk Reksa Dana Baru

Pelemahan kinerja reksa dana saham disebabkan oleh penurunan minat investor melalui penurunan unit penyertaan hingga bulan Maret 2021 yang turun sebesar 1,96%. Ketidakpastian pemulihan ekonomi Indonesia di tengah pandemi Covid-19 yang masih belum berakhir ini menyebabkan investor khawatir dan berjaga-jaga sehingga cenderung menghindari jenis investasi yang memiliki risiko lebih tinggi. 

Terdapat dua jenis indeks reksa dana mencetak imbal hasil negatif pada penutupan pekan lalu, yaitu kinerja reksa dana saham dan reksa dana campuran masing-masing sebesar -0,79% dan -0,29%. Pelemahan tersebut sejalan dengan pelemahan kinerja IHSG sebesar -1,14%. Selanjutnya, kinerja reksa dana pendapatan tetap tercatat naik sebesar 0,34% serta reksa dana pasar uang juga mencatatkan pertumbuhan positif sebesar 0,05%. Hal tersebut didorong oleh kenaikan pada obligasi pemerintah sebesar 0,4% dan obligasi korporasi sebesar 0,10%.

Baca juga: Dana Kelolaan Reksa Dana Sepanjang Januari 2021 Turun Tipis

Bank Indonesia (BI) pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 19-20 April, merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia turun secara keseluruhan tahun 2021 dari 4,8%-5,8% menjadi 4,1%-5,1%. Terbatasnya mobilitas masyarakat menyebabkan tingkat konsumsi swasta cenderung stagnan. Selama tahun 2021, tingkat inflasi Indonesia secara year on year (yoy) hingga bulan Maret turun ke level 1,37% atau turun sebesar 18,45%. 

“Berdasar hal tersebut, kinerja reksa dana saham masih bergantung terhadap sentimen pasar yang mempengaruhi minat investor,” tulis Infovesta. 

Baca juga: Tips Berinvestasi bagi Pemula: Kenali 4 Jenis Reksa Dana

Ke depannya, sentimen terkuat yang dapat menggerakan minat investor untuk kembali berinvestasi ke dalam jenis reksa dana saham adalah adanya pemulihan ekonomi baik secara lokal maupun global yang didorong oleh meredanya kasus Covid-19 setelah program vaksinasi mulai berjalan. Namun hingga saat ini, kondisi Covid-19 masih belum mereda, seperti di India yang mencatatkan kasus harian lebih dari 300.000 kasus. Jepang juga menetapkan masa darurat untuk wilayah ibu kota Tokyo dan tiga prefektur lainnya yang mulai berlaku sejak 25 April kemarin. 

Di Zona Eropa, seperti di Jerman, tingkat infeksi Covid-19 masih meningkat meskipun ada pembatasan sosial ketat, sehingga tidak diharapkan adanya langkah pelonggaran pembatasan sebelum akhir Mei. Di Indonesia sendiri, dalam rangka mencegah penyebaran Covid-19 selama masa Lebaran, Pemerintah telah mengumumkan adanya larangan mudik. Dengan masih minimnya jumlah sentimen positif, maka ke depannya pasar saham diperkirakan masih belum akan kembali ke periode bullish

Sentimen yang diharapkan dapat kembali memberikan daya dorong yang kuat adalah penurunan jumlah kasus Covid yang kemudian berdampak kepada pemulihan ekonomi Indonesia. Namun, sebelum mendapat kepastian tersebut, maka investor diperkirakan masih akan cenderung wait and see maupun mengalihkan investasinya kepada instrumen safe havenAca

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post MNC Sekuritas: 4 Saham Menu Trading 27 April 2021
Next Post Peringkat Batavia Prosperindo Finance Ditegaskan idBBB

Member Login

or