1
1

Mandiri Inhealth Diganjar Peringkat idAA dengan Outlook Stabil

Media Asuransi – PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) memberikan peringkat “idAA” untuk PT Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia (Mandiri Inhealth). Prospek untuk peringkat korporasi tersebut adalah “stabil”. 

Melalui keterangan resmi yang dikutip Media Asuransi, Rabu, 21 April 2021, Pefindo menerangkan bahwa perusahaan asuransi dengan peringkat idAA memiliki karakteristik keamanan keuangan yang sangat kuat dibandingkan perusahaan lainnya di Indonesia, dengan hanya sedikit perbedaan dibandingkan peringkat yang lebih tinggi. 

Peringkat tersebut mencerminkan dukungan yang kuat dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI atau Induk, peringkat idAAA/stabil) sebagai pemegang saham utama, posisi bisnis perusahaan yang kuat, permodalan yang sangat kuat, dan likuiditas yang sangat kuat. Namun, peringkat tersebut dibatasi oleh kinerja operasional yang moderat dan potensi pertumbuhan yang terbatas pada segmen asuransi kesehatan. 

Baca juga: Pefindo Tegaskan Peringkat idAA+ untuk Mandiri Tunas Finance

“Peringkat dapat dinaikkan jika Pefindo melihat adanya dukungan yang lebih tinggi dari BMRI yang berasal dari peningkatan kontribusi perusahaan yang konsisten terhadap BMRI karena meningkatnya profil bisnis dan keuangan. Namun, peringkat Mandiri Inhealth dapat diturunkan jika terdapat bukti penurunan tingkat dukungan dari BMRI, seperti penurunan material dalam jumlah kepemilikan, atau menurunnya tingkat kepentingan bank terhadap BMRI secara substansial karena menurunnya kinerja operasional atau indikator permodalan,” tulis Pefindo. 

Pefindo berpandangan bahwa inisiatif pembatasan sosial di tengah pandemi masih akan memberi tekanan yang signifikan pada pendapatan bisnis baru di industri asuransi jiwa. Daya beli konsumen yang lebih rendah, dipengaruhi oleh perlambatan ekonomi di tengah pandemi, dan melemahnya kepercayaan pasar yang disebabkan oleh beberapa kasus asuransi jiwa besar, mengurangi dampak permintaan terhadap asuransi jiwa dan produk terkait investasi, terutama karena sebagian besar masyarakat tidak mempertimbangkan asuransi jiwa sebagai kebutuhan primer. 

Dampak pandemi yang signifikan pada segmen yang terdampak membatasi kemampuan perusahaan asuransi jiwa untuk mendapatkan bisnis baru atau perpanjangan polis, sehingga memperburuk profil keuangan mereka, terutama kinerja operasi dan likuiditas. 

Baca juga: Reliance Sekuritas: IHSG Mencoba Rebound

“Perusahaan asuransi jiwa juga secara konstan menghadapi volatilitas pasar modal, terutama yang memiliki porsi tinggi pada produk yang dijaminkan. Kondisi makroekonomi yang tidak menguntungkan dapat memperburuk kinerja investasi, yang akan menyebabkan tekanan likuiditas bagi perusahaan asuransi jika mereka perlu memonetisasi investasi untuk membayar kewajiban mereka kepada pemegang polis,” jelas Pefindo. 

Namun, sektor asuransi kesehatan dapat terpengaruh pada tingkat yang lebih rendah, karena masih adanya permintaan terhadap perlindungan kesehatan. “Kami menilai pandemi Covid-19 memiliki dampak yang dapat dikelola pada profil kredit Mandiri Inhealth, mengingat posisinya yang kuat di industri asuransi kesehatan, serta likuiditas, permodalan, dan cadangan yang kuat. Hal ini didukung oleh besarnya aset likuid dalam bentuk deposito berjangka dan surat-surat berharga serta rasio modal berbasis risiko (RBC) yang tinggi sebesar 647,0% per 31 Desember 2020 (FY2020).” 

Baca juga: Waskita Karya Beri Pinjaman kepada Waskita Toll Road Rp105,74 Miliar

Pefindo juga berpandangan bahwa perolehan premi kesehatan yang substansial sebesar 96,9% dapat menutupi dampak pandemi pada pendapatan dan arus kasnya. Pefindo akan terus mewaspadai kondisi ini, menilai bagaimana dampak pandemi berkembang. Jika terjadi perubahan material, kami akan melakukan tindakan pemeringkatan yang diperlukan. 

Mandiri Inhealth menawarkan produk asuransi kesehatan dan jiwa. Kantor pusatnya di Jakarta didukung dengan jaringan yang terdiri dari 13 kantor pemasaran, 10 kantor operasional, dan 50 kantor pelayanan yang tersebar di seluruh Indonesia. Per 31 Desember 2020, pemegang saham Perusahaan adalah Bank Mandiri (idAAA/stabil, 80%), PT Kimia Farma (Persero) Tbk (idAA-/stabil, 10%), dan PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) (idAA/stabil, 10%). Aca

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post MNC Sekuritas: 4 Saham Menu Trading 21 April 2021
Next Post Pemkot Semarang Diganjar Peringkat idA+

Member Login

or