Media Asuransi, JAKARTA – PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia menyarankan investor untuk berinvestasi pada saham-saham dengan dividen tinggi di tengah ancaman membesarnya dampak perang dagang global.
“Ada 80 saham yang dapat menjadi pilihan yang baik untuk mendapatkan keuntungan investasi ketika pasar saham penuh ketidakpastian tahun ini,” ujar Head of Proprietary Investment Mirae Asset Handiman Soetoyo, pada Media Day: January 2025 by Mirae Asset, dikutip dari keterangan resminya, Rabu, 15 Januari 2025.
Di dalam acara bertajuk ‘Secure Greater Returns with Dividend Stocks in 2025‘ tersebut, dia mengatakan, 80 saham perusahaan berdividen tinggi itu tersebar di seluruh sektor usaha yang ada di bursa, kecuali sektor properti.
|Baca juga: IPOT Rekomendasikan INDY, BBNI, PGAS, dan XIIC untuk Jemput Rezeki Pekan Ini
|Baca juga: Moody’s Perkirakan Kerugian Asuransi Capai Miliaran Dolar Akibat Kebakaran di Los Angeles
Dari 80 saham tersebut, lima saham utama pilihan Mirae Asset adalah PT BPD Jawa Timur Tbk (BJTM), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), dan PT Trans Power Marine Tbk (TPMA).
Kelima saham tersebut diprediksi menjadi penyumbang terbesar dari proyeksi total dividen perusahaan penghuni bursa saham tahun ini sebesar Rp322,4 triliun (turun 11,4 persen).
Prediksi dividen 2025 tersebut turun dari tahun sebelumnya lebih disebabkan oleh adanya kejadian yang di luar kebiasaan pada tahun lalu, terutama dari dividen spesial PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) senilai Rp41,53 triliun.
Perusahaan-perusahaan berdividen tinggi tersebut, lanjutnya, berpotensi kembali menawarkan dividen yang menarik tahun ini terutama berkaca pada catatan historis pembayaran dividen tahun lalu.
Pada 2025, Handiman mencatat, nilai dividen yang dibagikan perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2024 kembali mencetak rekor tertinggi sepanjang masa sebesar Rp364,2 triliun (naik 1,9 persen YoY).
|Baca juga: Miris, Warga Los Angeles Kehilangan Asuransi dan Rumah Akibat Kebakaran!
|Baca juga: Saham Perusahaan Asuransi AS Ambruk Imbas Kebakaran di Los Angeles
Nilai dividen Rp364,2 triliun yang dibagikan pada 2024 tersebut mencakup dividen tahun buku 2023, termasuk dividen interimnya. Untuk musim dividen, dia mengatakan, puncak musim dividen setiap tahunnya jatuh pada Maret-Juni dan di sepanjang kuartal IV.
Sepanjang 2024, sektor keuangan dan energi masih menjadi dua sektor dengan kontribusi dividen terbesar dengan kontributor utama seperti ADRO, BBRI, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI).
“Hal ini mengonfirmasi kedua sektor tersebut masih menjadi sektor yang paling menarik bagi investor yang mengincar dividen,” ucapnya.
Tahun lalu, lanjutnya, jumlah perusahaan tercatat yang membagikan dividen juga semakin meningkat yaitu 342 perusahaan dari 323 perusahaan pada 2023 seiring dengan bertambahnya emiten baru di pasar saham.
Meskipun naik secara jumlah, namun rasio perusahaan pembagi dividen dengan total perusahaan yang listing di bursa turun yaitu 38,3 persen pada 2024 dari 39,4 persen pada 2023 seiring dengan lebih sedikitnya perusahaan tercatat baru yang membagikan dividen.
Pada 2024, ADRO dan BBRI menyandang predikat sebagai emiten pembagi dividen terbesar dari sisi nilai, masing-masing Rp54,4 triliun dan Rp48,1 triliun pada 2024. Dari sisi imbal hasil dividen, emiten pembagi dividen terbesar adalah ADRO sebesar 49,4 persen, PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS) 20,5 persen, dan PT Baramulti Suksessarana Tbk (BSSR) 19,8 persen.
Dengan setoran dividen yang besar dari BBRI beserta dividen perusahaan-perusahaan BUMN lain, setoran dividen perusahaan pelat merah ke pemerintah hingga November 2024 telah melebihi target yaitu senilai Rp86,4 triliun.
|Baca juga: OJK Cabut Izin Usaha PT BCA Multi Finance, Ada Apa?
|Baca juga: Joseph Chan Fook Onn Mengundurkan Diri dari Direktur Bank OCBC NISP
Dari jumlah tersebut, perusahaan BUMN yang sahamnya tercatat di bursa berkontribusi sebanyak 68,6 persen dari total dividen yang disetorkan kepada kas negara. Secara sektoral, BUMN perbankan masih dominan dengan kontribusi 57,4 persen.
“Mengingat target penerimaan dividen BUMN 2025 yang masih meningkat yaitu Rp90 triliun, kami meyakini BUMN yang listed akan tetap memberikan dividen yang besar tahun ini,” pungkas Handiman.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News