Media Asuransi, JAKARTA – Pasar saham sepekan ke depan menarik untuk dicermati di tengah tren penguatan Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) dan sentimen positif inflow asing. Hal itu setelah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di level 7.088 atau melemah 1,06 persen dalam sepekan terakhir.
Kondisi itu dengan total aliran dana asing yang keluar (outflow) mencapai Rp1,6 triliun di pasar reguler. Sedangkan pergerakan market pada sepekan sebelumnya dipengaruhi oleh sentimen global dan domestik. Dari global ada sentimen PMI dan inflasi China. Indeks Purchasing Managers Index (PMI) final Amerika Serikat untuk Desember 2024 dilaporkan naik signifikan.
|Baca juga: Miris, Warga Los Angeles Kehilangan Asuransi dan Rumah Akibat Kebakaran!
|Baca juga: Saham Perusahaan Asuransi AS Ambruk Imbas Kebakaran di Los Angeles
“Meski meningkat, hasil itu menunjukkan sektor manufaktur AS masih menantang, kendati tetap menunjukkan ekspansi yang positif. Angka 56,8 menunjukkan sektor manufaktur terus berkembang, walau dengan laju lebih lambat dari yang diperkirakan,” kata Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) David Kurniawan, dikutip dari risetnya, Selasa, 14 Januari 2025.
Sementara terkait sentimen inflasi China, terang David, tingkat inflasi di China pada Desember 2024 dilaporkan mengalami penurunan signifikan hingga mencapai level 0,1 persen secara tahun ke tahun (YoY), sesuai dengan nilai konsensus yang telah diperkirakan sebelumnya.
|Baca juga: Joseph Chan Fook Onn Mengundurkan Diri dari Direktur Bank OCBC NISP
|Baca juga: Waskita Karya Infrastruktur (WKI) Digugat PKPU
Dari domestik, sebut David, ada sentimen cadangan devisa yang sangat impresif dan IKK yang meningkat signifikan. Terkait cadangan devisa, Bank Indonesia mengumumkan cadangan devisa Indonesia mencapai rekor tertinggi pada Desember 2024, dengan jumlah yang sangat impresif sebesar US$155,7 miliar.
Rekomendasi saham pekan ini
Berbicara tentang potensi market pada 13-17 Januari 2025, David menyebutkan sejumlah sentimen yang wajib diperhatikan para pedagang. Pertama, sentimen inflow asing. Kedua, sentimen FOMC Meeting. “Hasil dari pertemuan ini juga akan memengaruhi pergerakan pasar keuangan, nilai tukar dolar, dan strategi investasi di berbagai sektor ekonomi,” kata David.
Berkaca pada sejumlah sentimen positif itu, PT Indo Premier Sekuritas merekomendasikan:
1. Buy On Breakout INDY. (Current Price Rp1.740, Entry Rp1.810, Target Price Rp1.975, Stop Loss Rp1.730, Risk to Reward Ratio 1:2,1)
Di antara sektor batu bara INDY menjadi yang paling bullish. Saat ini INDY terlihat bergerak di atas MA5 & MA20 dan dalam tiga hari terakhir INDY mengalami kenaikan volume perdagangan yang signifikan.
2. Buy BBNI (Current Price Rp4.350, Entry Rp4.380, Target Price Rp4.625, Stop Loss Rp4.250, Risk to Reward Ratio 1:1,9)
Saat ini big banks bergerak sideways dekat sekali dengan area support. Di sisi lain, dengan asumsi EPS yang sama dengan tahun lalu maka dividend yield BBNI saat ini sekitar enam persen++. Hal ini akan memancing investor asing untuk masuk kembali ke IHSG. Asing berpotensi masuk ke BBNI dan jika dilihat melalui indikator line MACD masih dalam area golden cross dan histogram bergerak positif.
3. Buy PGAS (Current Price Rp1.705, Entry Rp1.710, Target Price Rp1.850, Stop Loss Rp1.645, Risk to Reward Ratio 1:2,2)
PGAS bergerak bullish. Setelah breakout dari resisten penting, PGAS terus naik di atas MA5-nya. Kenaikan PGAS ini juga didukung dengan high volume.
4. Buy Reksa Dana Saham Premier ETF Indonesia Consumer (XIIC)
Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) Indonesia meningkat signifikan ke level 127,7 atau naik dari 125,9 sebelumnya. Ini merupakan pencapaian tertinggi sejak April 2024. Kenaikan tersebut didorong oleh peningkatan pada berbagai sub-indikator, seperti kondisi ekonomi saat ini, prospek ekonomi ke depan, dan ketersediaan lapangan kerja.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News