Media Asuransi – Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini diperkirakan mengalami kejenuhan dan cenderung terkonsolidasi melemah setelah menguat dalam beberapa hari berturut-turut.
Head of Research Equity Technical Analyst PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk Lanjar Nafi mengatakan, meskipun IHSG menguat pada perdagangan sebelumnya, tetapi indikasi pergerakan yang menjenuh masih membayangi IHSG secara teknikal setelah membentuk pola 2 star in the north dan indikator stochastic yang berpotensi dead-cross pada area overbought.
“Sehingga kami perkirakan IHSG berpotensi alami kejenuhan dan cenderung terkonsolidasi melemah dengan support resistance 6.325-6.465,” katanya melalui riset harian yang dikutip Media Asuransi, Kamis 14 Januari 2021.
Menurutnya, saham-saham yang masih dapat dicermati secara teknikal di antaranya; ICBP, INDF, JSMR, KLBF, LPCK, MAIN, MAPI, TBIG, dan TOWR.
Baca Juga:
- Erdikha Sekuritas: IHSG Rawan Aksi Profit Taking
- AXA, BCA, & Asuransi Astra Jadi Brand Paling Trending di Asia Tenggara
- Anak Usaha KRAS Krakatau Bandar Samudera Bersiap IPO
Kemarin, IHSG (+0,62%) naik 39,54 poin ke level 6.435,21 dengan saham-saham disektor pertambangan (+1,72%) menjadi motor pergerakan IHSG kali ini. Naiknya harga komoditas tambang energi maupun logam menjadi faktor di saat saham-saham terdampak dari vaksin terkoreksi. Investor terlihat berotasi ke sektor pertambangan melihat peluang penguatan. “Investor asing masih tercatat melakukan aksi beli bersih sangat besar di level Rp1,05 triliun dengan saham BBRI menjadi top net buy value,” jelasnya.
Sementara itu, mayoritas indeks saham Asia ditutup bervariasi dengan indeks Nikkei (+1,04%) dan TOPIX (+0,35%) naik signifikan di Jepang sedangkan Hang Seng (-0,15%) dan CSI300 (-0,33%) turun karena indeks ekuitas berjangka AS berfluktuatif karena investor terfokus pada komentar dari The Fed dan Bank Sentral Eropa tentang prospek stimulus moneter.
Adapun, Bursa Eropa dibuka melemah. Indeks Eurostoxx (-0,23%), FTSE (-0,09%) dan DAX (-0,16%) dibuka konsolidasi negatif menanti keputusan bank sentral eropa pada prospek stimulus moneter. Hal tersebut sangat dipantau investor disaat angka penyebaran Covid-19 yang terus meningkat di zona Eropa.
“Selanjutnya investor menanti data persediaan minyak AS, Neraca perdagangan dan komposisi ekspor impor di Tiongkok.” Aca
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News