1
1

Saham Disuspend, Manajemen Bank J Trust (BCIC) Tegaskan Kondisi Fundamental Baik

Trust Bank adalah bank komersial yang berfokus pada segmen korporasi. | Foto Ist

Media Asuransi, JAKARTA – Manajemen PT Bank JTrust Indonesia Tbk (BCIC) menyatakan bahwa kondisi fundamental perseroan dalam kondisi baik dengan posisi permodalan dan likuiditas yang solid. 

Manajemen perseroan juga menegaskan bahwa penghentian perdagangan saham perseroan oleh BEI tidak terkait dengan kondisi kelangsungan usaha perseroan yang masih sangat baik. 

Direktur Utama BCIC, Ritsuo Fukadai, menjelaskan bahwa penurunan harga saham perseroan disebabkan oleh aktivitas transaksi pelaku pasar modal, akibat dari adanya sejumlah kecil saham yang diperdagangkan. 

“Pemegang Saham Pengendali yaitu J Trust Co., Ltd. beserta afiliasinya memiliki 92,36% saham dan saham yang dimiliki publik terbatas sebesar 7,64% sehingga likuiditas di pasar juga terbatas. Hal ini menyebabkan pergerakan perdagangan saham sedikit saja akan mengakibatkan volatilitas harga saham yang besar,” katanya.

Seperti diketahui, Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 27 September 2021 mulai sesi I perdagangan, saham BCIC dihentikan sementara perdagangannya di lantai bursa sehubungan dengan terjadinya penurunan harga kumulatif yang signifikan pada saham BCIC. 

|Baca juga: Simas Jiwa Gandeng Bank JTrust Pasarkan Unitlink

“Pemegang Saham Pengendali Perseroan yaitu J Trust Co, Ltd menyatakan komitmen dan dukungan terhadap pemenuhan modal Perseroan guna meningkatkan ekspansi bisnis ke sejumlah sektor usaha untuk mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan” jelas Ritsuo. 

Terkait rencana aksi korporasi Perseroan berupa Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD), sesuai keputusan RUPST pada 23 Juli 2021 rencana PMHMETD tersebut telah disetujui dan manajemen terus berkoordinasi dengan BEI dan OJK untuk memenuhi persyaratan serta prosedur yang ditetapkan, sehingga PMHMETD dapat dilaksanakan untuk memperkuat permodalan perseroan. 

PMHMETD kali ini bertujuan untuk mengumpulkan dana sekitar Rp1,5 triliun untuk menambahkan modal perseroan dimana sekitar Rp1,3 triliun merupakan komitmen dari J Trust Group. Hal ini mencerminkan bahwa J Trust Co, Ltd. berkomitmen mewujudkan modal perseroan setidaknya Rp2 triliun pada akhir tahun 2021 dan meningkat Rp3 triliun pada tahun 2022 guna mendukung perseroan mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan. 

Manajemen BCIC juga berharap pemegang saham lainnya turut berpartisipasi dalam PMHMETD. Penjualan saham oleh beberapa pemegang saham dan pemegang saham yang tidak menggunakan haknya dalam aksi korporasi PMHMETD akan menyebabkan fluktuasi harga saham. 

|Baca juga: MARKET REVIEW: IDXFInance dan IDXEnergy Topang IHSG 

Namun fluktuasi harga saham tersebut dapat dikatakan bersifat sementara dan dapat kembali normal seiring dengan pertumbuhan bisnis dan meningkatnya profitabilitas perseroan. Langkah aksi korporasi PMHMETD justru ditujukan untuk membangun basis permodalan perseroan yang lebih kuat, mengingat kontribusinya yang signifikan terhadap kinerja saham. 

Perseroan meyakini bahwa langkah ekspansi bisnis yang dilakukan akan mendorong profitabilitas serta meningkatkan harga saham. Di tengah kondisi yang menantang melawan pandemi Covid-19, bisnis yang mendasari perseroan tetap kuat didukung oleh kondisi likuiditas yang kuat.

Saat ini, BCIC memiliki rasio kecukupan likuditas sebesar 149,15% serta rasio pendanaan stabil bersih sebesar 169,63% untuk posisi akhir triwulan Juni 2021.

Perseroan juga terus menyalurkan pinjaman secara prudent, meningkatkan simpanan nasabah terutama giro dan tabungan, tetap memprioritaskan kebutuhan nasabah serta aktif menjalankan beragam kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan. Hal ini terlihat dari pinjaman yang diberikan (bruto) meningkat menjadi Rp7,72 triliun per Juni 2021 dari Rp6,25 triliun per Desember 2019. 

Kemudian simpanan nasabah juga meningkat menjadi Rp13,70 triliun per Juni 2021 dari Rp12,81 triliun per Desember 2019 yang diikuti dengan komposisi CASA yang meningkat menjadi 20,75% per Juni 2021 dari 14,21% per Desember 2019. 

“Perseroan selalu menyampaikan informasi atau fakta material berkala maupun insidental sesuai dengan ketentuan BEI dan OJK. Perseroan ucapkan terima kasih atas kepercayaan dan loyalitas nasabah dan pemegang saham yang diberikan kepada perseroan,” pungkas Ritsuo. (Edi)

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Kondisi Manufaktur di Seluruh ASEAN Stabil
Next Post Itama Ranoraya (IRRA) Akuisisi Produsen Jarum Suntik Terbesar di Asia

Member Login

or