Media Asuransi – emiten penyedia infrastruktur telekomunikasi PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) telah menandatangani fasilitas pinjaman bank revolving sebesar US$275 juta (Fasilitas Pinjaman Revolving).
Fasilitas Pinjaman Revolving US$275 juta yang baru ini (Fasilitas F) telah mendapatkan permintaan sebesar US$645 juta, yang menegaskan bahwa pemberi pinjaman TBIG terus mendukung pertumbuhan bisnis dengan kuat.
Fasilitas F akan digunakan untuk membayar di muka pinjaman berjangka sebesar US$275 juta (Fasilitas D). Fasilitas F memiliki tanggal jatuh tempo pada bulan Juni 2026 dan dengan bunga Libor ditambah 175 basis poin, yang lebih rendah 25 basis poin dari Fasilitas D.
Sebelumnya, TBIG telah menetapkan surat utang senior tanpa jaminan jatuh tempo 2026 sebesar US$300 juta dengan suku bunga 2,75% (Surat Utang 2026). Surat Utang 2026 telah mendapatkan peringkat BBB- Investment Grade dari Fitch Ratings. Surat Utang 2026 digunakan untuk membiayai kembali sebagian utang yang masih terutang berdasarkan RCF yang ada.
Baca Juga:
- Jadi Pioner, Telkom (TLKM) Adopsi Teknologi NVIDIA DGX A100
- Perpanjangan PPKM Tidak Pengaruhi Pola Transaksi dan Konsumsi Masyarakat
- Siapkan Dana Cadangan Bencana, Indonesia–Bank Dunia Sepakati Pinjaman US$500 Juta.
Setelah memperhitungkan penerbitan Surat Utang 2026, TBIG akan memiliki lebih dari US$500 juta fasilitas berkomitmen dan belum ditarik berdasarkan RCF TBIG yang ada, yang akan tersedia dan dapat dipinjam kembali. TBIG terus memiliki cukup ruang untuk menggunakan pinjaman tambahan berdasarkan financial covenants untuk tidak lebih dari 5,0x rasio pinjaman senior bersih (net senior debt) terhadap EBITDA yang disetahunkan untuk pinjaman bank.
Hardi Wijaya Liong, CEO TBIG, mengatakan TBIG memiliki struktur utang yang sangat kuat dengan utang jangka panjang yang telah terlindung nilai dan ketersediaan komitmen kredit yang cukup serta ruang yang cukup besar berdasarkan financial convenants perseroan. “Fasilitas F dan Surat Utang 2026 yang baru ini telah mengurangi biaya bunga TBIG serta memperpanjang rata-rata tenor struktur utang kami,” katanya melalui keterangan resmi yang dikutip Media Asuransi, Minggu 24 Januari 2021.
Helmy Yusman Santoso, CFO TBIG, menambahkan, di tengah pandemi global Covid-19 yang sedang berlangsung, bisnis TBIG terus menunjukkan ketahanannya dengan pendapatan kontrak jangka panjang dan terjamin dari operator telekomunikasi berperingkat tinggi.
Baca Juga:
- Bonus Demografi Berpotensi Tambah Ceruk Bisnis Asuransi
- Bank Mandiri (BMRI) Perkuat Kolaborasi dengan Asuransi dan Dana Pensiun
- Bank Indonesia: Transaksi Sistem Pembayaran Meningkat
“Selain itu, kami mempertahankan strategi lindung nilai kami dengan menggunakan instrumen derivatif lindung nilai yang sesuai dengan jatuh tempo utang. Kami memiliki fleksibilitas untuk terus tumbuh secara organik, membiayai akuisisi dan menerapkan kebijakan pengembalian untuk pemegang saham,” tambahnya.
Pada perdagangan akhir pekan lalu, saham TBIG ditutup melemah 5,78 persen ke level Rp2.120 per saham. Harga tersebut membentuk rasio harga saham terhadap laba bersih (price to earnings ratio/PER) TBIG sebanyak 46,31 kali dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp45,86 triliun. Aca
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News