1
1

BFI Finance (BFIN) Raup Laba Rp1,1 Triliun di Kuartal III/2024

Ilustrasi. | Foto: BFI Finance

Media Asuransi, TANGERANG SELATAN – PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) atau BFI Finance meraup laba setelah pajak sebesar Rp1,1 triliun hingga triwulan ketiga tahun ini. Secara kuartalan nilai ini juga mengalami kenaikan sebesar 32,3 persen dibandingkan dengan kuartal II/2024 (April–Juni).

Sementara itu, pendapatan perusahaan hingga September 2024 tercatat Rp4,7 triliun. Performa positif juga dapat dilihat pada Imbal Hasil Rata-Rata atas Aset (RoAA) dan Imbal Hasil Rata-Rata atas Ekuitas (RoAE) Perusahaan yang masing-masing menempati posisi 7,7 persen dan 15,1 persen per September 2024. Raihan posisi ini lebih tinggi dari rata-rata peers lainnya, yang masing-masing berada di posisi 5,3 persen dan 14,5 persen menurut data dari OJK per Agustus 2024.

|Baca juga: Berikut 50 Perusahaan Asuransi Properti dan Kecelakaan Terbesar di Dunia, Siapa Juaranya?

|Baca juga: Tarif Asuransi di Asia Terus Tergerus di Kuartal III/2024, Ternyata Ini Penyebabnya!

Selain itu, di bulan ke sembilan 2024, BFI Finance membukukan total aset sebesar Rp24,1 triliun. Nilai aset ini terkontribusi dari total piutang pembiayaan dikelola (managed receivables) sebesar Rp23,0 triliun, atau mengalami kenaikan sebesar 5,0 persen dibandingkan dengan periode yang sama 2023.

Realisasi pembiayaan baru hingga September 2024 dilaporkan mencapai Rp14,2 triliun atau bertumbuh sebesar 19,1 persen quarter-on-quarter (qoq). Perusahaan juga turut melaporkan nilai piutang dikelola untuk sektor produktif dengan pembiayaan modal kerja dan investasi tercatat sebesar Rp17,9 triliun.

Capaian angka ini mencatat kenaikan sebesar 4,1 persen secara tahunan (yoy) dan mengambil porsi paling besar, yakni 77,8 persen, dibandingkan dengan sektor konsumtif atau multiguna. Peningkatan penyaluran pembiayaan ini diimbangi secara apik kecakapan perusahaan menjaga tingkat pembiayaan macet.

|Baca juga: Akankah GenAI Menjadi Ancaman bagi Para Pekerja di Masa Depan?

|Baca juga: FIFGROUP Tawarkan Promo Menarik di IMOS 2024

Per 30 September 2024, rasio Non-Performing Financing (NPF) berada di level bruto 1,42 persen dan level neto 0,27 persen, dengan rerata industri pembiayaan berada di posisi 2,66 persen per 31 Agustus 2024. Hal ini menandakan perusahaan melanjutkan tren dengan rasio NPF yang jauh lebih baik dibandingkan NPF rerata industri.

“Kami menjaga tingkat NPF konsisten di bawah level 1,5 persen dan menyediakan cadangan yang mencapai 2,6 kali dari NPF perusahaan guna mengantisipasi potensi penurunan nilai di masa depan,” ungkap Direktur Keuangan BFI Finance Sudjono, dikutip dari keterangan tertulisnya, Selasa, 29 Oktober 2024.

Selain itu, tambahnya, perusahaan juga menjaga gearing ratio yang sangat sehat yakni sebesar 1,1 kali atau jauh di bawah rata-rata industri 2,3 kali. “Hal ini menjaga stabilitas BFI Finance dalam berbagai kondisi pasar dan likuiditas yang sangat dinamis,” kata Sudjono.

Berdasarkan piutang dikelola, pembiayaan berjaminan kendaraan roda empat dan roda dua mendominasi (60,3 persen), diikuti pembiayaan pembelian unit kendaraan roda empat bekas dan baru (15,8 persen), pembiayaan alat berat dan mesin (15,1 persen), pembiayaan jaminan sertifikat properti (4,7 persen), serta pembiayaan berbasis syariah dan lainnya (4,1 persen).

|Baca juga: Mengenal Lebih Dalam Apa Itu Polis Asuransi dan Jenisnya

|Baca juga: Aku Merajut Masa Depan Lewat Pasar Saham

Ia menambahkan langkah positif yang dilakukan pemerintah pada kuartal tiga kemarin seperti penurunan suku bunga acuan serta inflasi yang terus dikelola agar terjaga stabil diharapkan mendorong stimulus pertumbuhan hingga akhir tahun.

“Dengan berbagai langkah strategis dan kelolaan manajemen risiko yang apik, kami tetap dapat menyalurkan pembiayaan sembari menjaga kualitas kredit di tengah persaingan pasar dan dinamika perekonomian saat ini,” ujar Sudjono.

Menutup kuartal tiga, perusahaan telah menerbitkan Obligasi Berkelanjutan VI Tahap I Tahun 2024 dengan nilai sebesar Rp600 miliar dengan rating ‘AA-(idn)’. Penerbitan ini merupakan bagian dari Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan VI dengan target dana mencapai Rp6 triliun.

|Baca juga: 8 Strategi Ampuh untuk Melunasi Utang dengan Mudah

|Baca juga: Great Eastern Life Indonesia dan OCBC Luncurkan GREAT Prestige Optima Protector

“Dana hasil penerbitan obligasi, setelah dikurangi biaya emisi, akan digunakan sepenuhnya untuk modal kerja dalam pembiayaan investasi, modal kerja, dan multiguna, kecuali untuk pembiayaan berbasis syariah,” pungkasnya.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Kantongi SPAB, Upbit Resmi Jadi Anggota Bursa Kripto CFX
Next Post Infovesta: Investor Bisa Koleksi Saham Big Cap Terdiskon

Member Login

or