Media Asuransi, JAKARTA – PT Fuji Finance Indonesia Tbk mencatat penurunan signifikan pada kinerja keuangannya per 30 Juni 2025 dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Perseroan melaporkan penurunan pendapatan dan laba bersih yang dipicu oleh rugi selisih kurs.
Pada 30 Juni 2024, perusahaan masih mencatat keuntungan selisih kurs sebesar Rp4,74 miliar. Namun, pada periode yang sama tahun ini justru berbalik menjadi rugi selisih kurs sebesar Rp93 juta.
|Baca juga: Perusahaan Asuransi Terus Perkuat Tata Kelola Siber, Ada Apa?
|Baca juga: Direktur Operasi dan Produksi Timah (TINS) Diberhentikan Sementara, Kenapa?
Direktur Utama Fuji Finance Anita Marta menjelaskan perusahaan terus berupaya memperbaiki kinerja pendapatan dengan menyalurkan pembiayaan secara selektif.
“Perseroan kerap berusaha untuk mendapatkan debitur yang layak dan menyalurkan pembiayaan yang berkualitas untuk dapat meningkatkan pendapatan perseroan,” ujar Fuji, dalam keterbukaan informasi yang dikutip Jumat, 17 Oktober 2025.
Selain tekanan dari selisih kurs, arus kas perusahaan juga masih berada di zona negatif. Manajemen menyebut hal ini terjadi akibat besarnya penyaluran pembiayaan yang melebihi penerimaan kas.
Pada semester I/2024, Fuji Finance menyalurkan pembiayaan senilai Rp44 miliar, sementara pada semester I/2025 sebesar Rp20 miliar. Adapun pembiayaan multiguna perusahaan mayoritas berasal dari piutang jangka pendek yang akan jatuh tempo dalam waktu satu hingga 30 hari.
|Baca juga: UOB Indonesia Komitmen Dukung Seni Rupa Lewat 15th UOB Painting of the Year
|Baca juga: Berikut Respons Manajemen Merdeka Gold Usai Boy Thohir Lepas Saham EMAS
Fuji Finance menyatakan telah menerapkan langkah mitigasi risiko kredit dengan pengikatan hak tanggungan atas aset debitur bernilai memadai serta melakukan penagihan secara aktif melalui surat, email, dan telepon.
“Perseroan mengirimkan surat tagihan secara periodik sebelum tanggal jatuh tempo pembayaran debitur dan melakukan komunikasi dengan debitur untuk menjaga kualitas pembiayaan,” tutup Anita.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News