Media Asuransi, JAKARTA – Bank Mega Syariah mempersiapkan strategi untuk memaksimalkan pertumbuhan bisnis di 2025. Salah satu strateginya dengan memperkuat bisnis pada segmen korporasi melalui pendekatan Business-to-Business-to-Consumer (B2B2C).
Hal itu dilakukan sejalan dengan Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan atau BI rate ke level 5,75 persen berdasarkan Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode 14-15 Januari 2025. Bank sentral juga menetapkan suku bunga deposit facility turun menjadi 5,00 persen dan suku bunga lending facility turun menjadi 6,50 persen.
|Baca juga: Hartadinata Abadi (HRTA) Raih Pinjaman Rp400 Miliar dari BRI
|Baca juga: AFPI Tegaskan Pindar dan Pinjol Tidak Sama, Ini Perbedaannya!
Direktur Bisnis Bank Mega Syariah Rasmoro Pramono Aji yang akrab disapa Oney menilai pembiayaan di sektor korporasi memiliki potensi besar dalam memperluas ekosistem bisnis bank. Fokus utamanya adalah membangun sinergi yang kuat dengan nasabah korporasi untuk mendukung pertumbuhan berkelanjutan.
Untuk mendukung nasabah korporasi baik corporate maupun business banking tersebut, tambahnya, Bank Mega Syariah menyediakan berbagai kemudahan layanan salah satunya adalah Cash Management System (CMS) yang mempermudah nasabah korporasi untuk bertransaksi.
Bank Mega Syariah mencatatkan pertumbuhan signifikan di mana jumlah transaksi CMS mencapai lebih dari 89 ribu di 2024, tumbuh 22,8 persen dibandingkan dengan 2023. Sementara itu, volume transaksi meningkat lebih dari 49 persen, mencapai Rp14,5 triliun di 2024.
|Baca juga: 290 PUJK Dikenakan Sanksi Akibat Keterlambatan Pelaporan Kegiatan Literasi Keuangan
|Baca juga: AAUI Selenggarakan Donor Darah di Peringatan HUT ke-23
“Dari nasabah korporasi tersebut, kami akan memperkuat strategi B2B2C. Dengan pendekatan ini, bank tidak hanya memberikan pembiayaan terhadap perusahaan, tetapi juga memperluas peluang untuk menjangkau pegawai dan ekosistem retail yang terdapat pada perusahaan tersebut,” ungkap Oney, dikutip dari keterangan tertulusnya, Jumat, 24 Januari 2025.
Oney menambahkan, pendekatan ini diharapkan dapat memberikan dampak signifikan terhadap pertumbuhan inklusif sekaligus memperkuat basis di segmen konsumer melalui produk-produk retail seperti kartu pembiayaan Syariah Card, tabungan haji, dan layanan digital melalui aplikasi mobile banking M-Syariah.
Pada 2024, pembiayaan konsumer Bank Mega Syariah mencatat pertumbuhan lebih dari 29 persen year-to-date (YtD). Kartu pembiayaan Syariah Card menjadi salah satu produk yang dapat ditawarkan untuk pegawai dan ekosistem di dalam perusahaan tersebut.
|Baca juga: David Satria Jaya Diangkat Jadi Direktur Teknik MNC Insurance
|Baca juga: Bank Aladin Syariah dan Flip Bersinergi Perkuat Inklusi Keuangan Syariah
Sepanjang 2024, jumlah kartu yang diterbitkan tumbuh lebih dari 272 persen YtD, dengan total pembiayaan yang disalurkan melalui Syariah Card meningkat hingga lebih dari 385 persen YtD. Hal ini menunjukkan antusiasme nasabah terhadap produk ini sebagai solusi keuangan syariah yang inovatif.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News