Media Asuransi, JAKARTA – BSI Maslahat, BSI, dan Pemerintah Daerah Kabupaten Gunung Kidul menggelar kick off Program Wakaf Uang untuk mengatasin permasalahan stunting yang masih menjadi tantangan serius di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Upaya ini akan dilakukan melalui pemanfaatan hasil pengembangan dana wakaf yang dikelola secara profesional oleh BSI Maslahat sebagai nadzir wakaf. Program Wakaf Uang ini dirancang khusus untuk memberikan dukungan yang signifikan bagi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul dalam upaya bersama menekan angka stunting yang masih tinggi di wilayah tersebut.
Inisiatif ini sejalan dengan gerakan nasional pemerintah pusat dalam penanggulangan stunting, yang merupakan salah satu prioritas nasional yang sangat penting. Penanggulangan stunting dianggap krusial untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia, memastikan generasi bangsa tumbuh sehat dan produktif.
Direktur Waqf and Empowerment BSI Maslahat, M. Sobirin, mengatakan bahwa Program Kurban for Stunting menjadi contoh nyata bagaimana ibadah kurban dan wakaf bisa menjadi solusi jangka panjang bagi masalah gizi dan ketimpangan sosial.
|Baca juga: BSI Maslahat Berikan Bantuan Peralatan Usaha Kepada 20 UMKM di Jakarta Timur
“Melalui sinergi ini, hewan kurban kita olah menjadi makanan bergizi tinggi seperti rendang kaleng dan daging beku, lalu disalurkan langsung kepada keluarga pra-sejahtera yang rawan stunting, dengan pengelolaan amanah dan profesional dari BSI Maslahat sebagai nazhir,” katanya dalam keterangan resmi yang dikutip Senin, 26 Mei 2025.
BSI Maslahat juga sedang menyiapkan program pendukung pengentasan stunting melalui pembangunan kolaboratif Daycare for Stunting. Konsepnya sederhana namun berdampak: anak-anak yang mengalami stunting dapat dipantau secara intensif baik dari sisi asupan gizi maupun pendidikan dasar dan pembinaan spiritualnya dalam sebuah ekosistem yang terintegrasi, layaknya rumah tumbuh harapan.
“Kami mengajak seluruh stakeholder, pemerintah, pihak swasta, lembaga zakat dan wakaf, serta masyarakat sipil, untuk bersama-sama membangun daycare sebagai pusat intervensi dini dan kolaboratif,” kata Sobirin.
|Baca juga: BSI Maslahat, BSI dan ITB Luncurkan BSI Deposito Wakaf
Dalam kesempatan yang sama, ISE Manager Regional Office VII BSI, Roni Irawan, menyampaikan bahwa program ini sejalan dengan amanah yang diberikan Pemerintah kepada BSI untuk terus mendukung gerakan wakaf. “Wakaf for Stunting ini merupakan gerakan yang berdampak dan terukur dengan satu tujuan besar menghadirkan solusi umat untuk mengatasi stunting di wilayah Gunungkidul,” tuturnya.
Sementara itu Wakil Bupati Gunungkidul, Joko Parwoto, menyampaikan bahwa kolaborasi yang terjalin untuk menurunkan angka stunting di Kabupaten Gunungkidul. “Prevalensi stunting di Kabupaten Gunungkidul terus menurun, namun tetap menjadi tantangan yang harus dihadapi secara bersama. Angka stunting nasional tahun 2021 berada di 21,5 persen, kini sudah turun menjadi 19,8 persen. Di Gunungkidul sudah mencapai 14,35 persen. Artinya, tinggal 0,35 persen lagi untuk mencapai target nasional 14 persen pada tahun 2025,” jelasnya.
Pada peluncuran ini juga dilakukan penyerahan simbolis bukti wakaf kepada para wakif (pemberi wakaf) sebagai bentuk apresiasi atas kontribusi mereka yang sangat berharga. Dilanjutkan dengan penyerahan simbolis pengemasan daging kurban BSI Maslahat tahun 2025 kepada Wakil Bupati Gunungkidul.
Rangkaian acara ini ditutup dengan sesi edukasi yang mengangkat tema Literasi Islamic Social Finance. Sesi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam dan komprehensif mengenai potensi besar yang dimiliki oleh keuangan sosial Islam sebagai solusi inovatif untuk pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat di Kabupaten Gunungkidul.
Diharapkan, melalui program ini, permasalahan stunting dapat diatasi secara berkelanjutan,meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan, serta menciptakan masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News