1
1

BTN Bukukan Laba Rp3 Triliun di 2024, Optimistis Aset tembus Rp500 Triliun di 2025

Direktur Utama BTN, Nixon LP Napitupulu (kedua dari kiri) bersama Direksi BTN, di sela analyst meeting, 11 Februari 2025. | Foto: BTN

Media Asuransi, JAKARTA – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) atau BTN, membukukan laba bersih sebesar Rp3 triliun pada akhir 2024. Pada periode yang sama, perolehan aset BTN hingga akhir 2024 yang sebesar Rp469,61 triliun yang naik tujuh persen dibandingkan tahun 2023 yang sebesar Rp438,75 triliun.

Berbekal nilai aset sebesar ini di akhir tahun lalu, Direktur Utama BTN, Nixon LP Napitupulu, optimistis bahwa total aset dapat menembus Rp500 triliun pada akhir 2025 mendatang. Menurutnya, di tengah dinamika makroekonomi yang terus berkembang, BTN telah menyiapkan berbagai inisiatif strategis untuk going beyond mortgage dengan solusi perbankan yang komprehensif pada tahun 2025 dalam rangka menciptakan pertumbuhan bisnis yang lebih sustainable, sehat, dan solid.

|Baca juga: Manajemen BTN Buka Suara terkait 120.000 Sertipikat Bermasalah

“Optimisme kami juga didorong oleh komitmen pemerintah untuk menyediakan hunian layak dan terjangkau kepada seluruh rakyat Indonesia melalui Program Tiga Juta Rumah,” ujar Nixon dalam keterangan tertulisnya, Selasa, 11 Februari 2025.

Nixon mengungkapkan, keyakinan perseroan aset bakal tembus Rp500 triliun bakal ditopang oleh pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga (DPK) yang solid. Sepanjang tahun 2024, BTN berhasil membukukan penyaluran kredit dan pembiayaan sebesar Rp357,97 triliun atau tumbuh sebesar 7,3 persen secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan periode yang sama tahun 2023 sebesar Rp333,69 triliun.

Nixon mengatakan bahwa penyaluran kredit BTN pada 2024 terutama didorong oleh bisnis KPR baik Subsidi maupun Non Subsidi seiring dengan permintaan yang terus meningkat terhadap kepemilkan rumah. Hingga akhir Desember 2024, penyaluran KPR Subsidi BTN mencapai Rp173,84 triliun, naik 7,5 persen yoy dibandingkan tahun 2023. Sementara itu, KPR Non Subsidi BTN bertumbuh 10,2 persen yoy menjadi Rp105,95 triliun pada akhir 2024.

|Baca juga: Menteri BUMN Minta BTN Tertibkan Developer Nakal dalam Penyelesaian Sertifikat

Selain itu, BTN juga membukukan pertumbuhan di segmen kredit bermarjin tinggi (high-yield loans), yaitu Kredit Usaha Rakyat (KUR), Kredit Agunan Rumah (KAR), dan Kredit Ringan (KRING) mencapai 13,9 persen yoy atau menjadi Rp16,4 triliun pada akhir 2024. Nixon menjelaskan bahwa pertumbuhan tersebut ditopang oleh beberapa inisiatif strategis, seperti contohnya kerja sama dengan institusi keuangan non bank untuk KUR, meningkatkan layanan payroll untuk KRING, dan cross-selling melalui beberapa nasabah institusi utama BTN untuk KAR.

Kualitas penyaluran kredit BTN juga dijaga dengan penerapan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko, sehingga rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) gross tercatat di level 3,16 persen dan diyakini akan terus turun ke level di bawah tiga persen pada 2025. “Kami menerapkan teknologi untuk menerapkan manajemen risiko yang terintegrasi dan ketat dalam rangka menurunkan NPL ke level yang lebih sustainable,” ujar Nixon.

Di sisi perolehan dana masyarakat, pada tahun 2024 BTN membukukan pertumbuhan DPK sebesar 9,1 persen yoy menjadi Rp381,67 triliun dibandingkan tahun 2023 yang sebesar 349,93 triliun. Pertumbuhan DPK ini didukung oleh peningkatan dana murah berupa tabungan dan giro (current account saving account/CASA) yang kontribusinya mencapai 54,1 persen terhadap total DPK, naik jika dibandingkan tahun 2023 sebesar 53,7 persen. Pertumbuhan CASA BTN pada akhir 2024 tercatat mencapai 9,8 persen yoy dibandingkan tahun 2023.

|Baca juga: BTN Memulai Proses Akuisisi Bank Victoria Syariah, Target Selesai Semester I/2025

Nixon mengatakan bahwa pertumbuhan DPK BTN lebih tinggi dari pertumbuhan DPK industri yang sebesar 4,48 persen yoy pada akhir 2024. Hal ini sejalan dengan upaya perseroan untuk terus meningkatkan transaksi dana murah ritel dan institusi menengah, termasuk dari digital channel. Komitmen tersebut diwujudkan melalui inisiatif transformasi aplikasi mobile banking BTN yakni BTN Mobile menjadi Bale by BTN.

“BTN mencatat pertumbuhan yang pesat di bisnis digitalnya sejak BTN Mobile diperbaharui pada 2023. Jumlah pengguna Bale by BTN yang sebelumnya bernama BTN Mobile telah mencapai 2,2 juta pada akhir 2024, meningkat 107 persen yoy dibandingkan tahun 2023. Kami optimistis jumlah user dapat mencapai minimal 3,6 juta hingga 4 juta pada tahun ini,” tutur Nixon.

Lebih lanjut ditegaskan bahwa hingga akhir 2024 BTN berhasil menjaga loan to deposit ratio (LDR) di level 93,8 persen. Level LDR yang terjaga tersebut menunjukkan kemampuan perseroan untuk mengelola likuiditasnya di tengah persaingan yang ketat di industri perbankan.

Editor: S. Edi Santosa

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post OJK Selenggarakan Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2025
Next Post BCA Syariah Berangkatkan Nasabahnya Beribadah Umrah

Member Login

or