Media Asuransi, JAKARTA – PT Bank HSBC Indonesia (HSBC Indonesia) mencatat pertumbuhan dana kelolaan nasabah kaya atau affluent lebih dari Rp10 triliun pada kuartal/III tahun ini. Diharapkan pertumbuhan ini bisa terus terjadi di masa mendatang.
Pencapaian tersebut diungkapkan oleh Head of Network Sales and Distribution HSBC Sumirat Gandapraja yang menyebutkan pertumbuhan dana kelolaan nasabah affluent mereka mengalami kenaikan signifikan hingga double digit.
|Baca juga: Kecerdasan Buatan Dinilai Mampu Pangkas Waktu Klaim Asuransi Properti dan Kecelakaan
|Baca juga: Riset HSBC: Nasabah Tajir Indonesia Butuh Rp5,4 Miliar Buat Bekal Pensiun, untuk Apa Saja?
“Untuk sampai akhir tahun ini, kita sudah mencapai target, dan saya bandingkan dengan bank-bank lain, pertumbuhan target premier nasabah affluent kita, saya pikir yang paling baik. Pertumbuhannya juga double digit ya,” jelas Sumirat, dalam media briefing, di Jakarta, Kamis, 7 November 2024.
Sumirat menyebutkan saat ini jumlah nasabah affluent HSBC telah mencapai sekitar 72 ribu nasabah pada akhir kuartal III/2024. HSBC Indonesia menargetkan pertumbuhan lebih tinggi di kuartal IV/2024.
“Jumlah nasabah premiernya itu sekarang kita sudah ada sekitar 72 ribu, itu per kuartal III/2024. Kalau pertumbuhan AUM wealth management, kita rasa double digit. Sesuai sama aspirasi kita,” jelasnya.
|Baca juga: Hanya 56% Lulusan di Singapura Tertarik Berkarier di Industri Asuransi
|Baca juga: Aset Prudential Syariah per September 2024 Naik 3,73% Yoy
Namun demikian, Sumirat menegaskan, strategi HSBC tidak hanya berfokus pada peningkatan angka bisnis semata, tetapi juga pada kualitas layanan dan hubungan jangka panjang dengan nasabahnya. HSBC menekankan pentingnya membangun relasi yang kuat dengan nasabah affluent, bukan sekadar menjual produk secara transaksional.
“Jadi bukan berarti kita tidak ambisi di bisnis untuk bersaing, tapi sebenarnya yang kita lihat kalau di kelas affluent ini kan mereka pintar sekali ya. Jadi yang kita mau lakukan adalah jangan sampai kita agresifnya adalah transaksional, jual produk, tapi kita melupakan sebenarnya esensi si affluent ini,” kata Sumirat.
|Baca juga: Jasindo Berkomitmen Perkuat Skema Asuransi Usaha Tani Padi
|Baca juga: PertaLife Harap Bos Baru Pertamina Jadi Garda Terdepan Berikan Energi Baik untuk Indonesia
Dengan pendekatan tersebut, Sumirat berharap, perusahaan dapat mempertahankan dan mengembangkan basis nasabahnya, sembari menjaga pertumbuhan dana kelolaan yang berkelanjutan.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News