1
1

DBS Treasures Private Client Dorong Nasabah dan Generasi penerus Tangguh Perluas Ekspansi Berkelanjutan

(Ki-ka) Head of Segmentation, Liabilities, and Secured Lending DBS Natalina Syabana, Guru Besar FEB UI dan Founder Rumah Perubahan Rhenald Kasali, dan Consumer Banking Director DBS Melfrida Gultom. | Foto: Media Asuransi/Sarah Dwi Cahyani

Media Asuransi, JAKARTA – Populasi High Net Worth Individuals (HNWI) di Indonesia terus meningkat. Data dari Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menyebutkan jumlah rekening dengan simpanan di atas Rp5 miliar pada Mei 2025 naik 3,56 persen dibandingkan dengan Mei 2024 di mana nominal simpanan naik 4,38 persen.

Kekayaan tersebut akan beralih dari generasi pendiri ke generasi berikutnya yang tidak hanya menuntut kesiapan finansial tetapi juga kesiapan wawasan dan visi jangka panjang. Menjawab tantangan ini, Bank DBS Indonesia melalui private banking DBS Treasures Private Client mendukung generasi pertama dan generasi penerus agar tangguh perluas ekspansi berkelanjutan.

|Baca juga: Permata Bank (BNLI) Bukukan Laba Bersih Rp1,6 Triliun di Semester I/2025

|Baca juga: Penyaluran Kredit Permata Bank (BNLI) Tumbuh 7,4% di Semester I/2025

Hasil PwC’s Global NextGen Survey 2024 mencatat generasi penerus kini semakin menyadari perlunya transformasi dalam tata kelola dan arah strategis bisnis keluarga. Mereka ingin membawa praktik manajemen yang lebih profesional dan modern, mendorong diversifikasi produk dan layanan, serta membuka peluang ekspansi ke pasar internasional.

Perubahan pola pikir ini mencerminkan pergeseran budaya dari sekadar mewarisi bisnis menjadi keinginan untuk mentransformasikan bisnis agar lebih adaptif terhadap tantangan zaman. Hal tersebut sesuai temuan studi Customer Immersion untuk segmen private banking yang dilakukan DBS Treasures Private Client pada 2024.

Secara umum, nasabah menghadapi tantangan menyikapi kompleksitas informasi dan kesibukan sehari-hari sebagai pengusaha dalam terus meningkatkan kesuksesan bisnis dan nilai aset. Mereka juga harus mempersiapkan generasi penerus, yang masih ragu dalam melanjutkan bisnis dengan adanya ragam perubahan pesat seperti perkembangan zaman dan tren terkini.

Di sisi lain, generasi penerus memiliki wawasan dan ide untuk berinovasi sehingga bisnis bisa bertumbuh pesat, dan perlu membuktikan kapabilitas mereka dalam menjalankan peran sebagai penerus. Namun seiring perkembangan zaman, mereka juga membutuhkan inovasi baru untuk melanjutkan bisnis tersebut.

|Baca juga: Gubernur Bank Sentral EMEAP Sepakat Perkuat Stabilitas dan Ketahanan Kawasan

|Baca juga: Menunjang Gaya Hidup Lewat Bank Digital

Karena itu, Consumer Banking Director Bank DBS Indonesia Melfrida Gultom mengungkapkan, memasuki tahun ketujuh, DBS Treasures Private Client berkomitmen untuk menjadi mitra tepercaya lintas generasi agar nasabah dan penerus mereka dapat tangguh perluas ekspansi berkelanjutan.

“Hal ini kami lakukan melalui tiga pilar utama, yaitu keahlian global dengan perspektif Asia, dialog ahli didukung koneksi strategis, dan jaringan se-Asia dengan keistimewaan menyeluruh,” ujar Melfrida Gultom, di Jakarta, Selasa, 22 Juli 2025.

Head of Segmentation, Liabilities, and Secured DBS Indonesia Natalina Syabana menambahkan pilar kedua yakni dialog ahli didukung koneksi strategis, terutama menjadi fokus baru DBS, karena expert discussion menjadi sarana yang tepat untuk mendalami insight terkini, seiring membangun koneksi strategis untuk ekspansi kini dan di masa depan.

Bahkan, ia menambahkan, Bank DBS Indonesia mengadakan Monthly & Annual Market Update, DBS Chief Investment Office Insight, DBS Asian Insights, dan DBS Spring Festival. Untuk merangkul nasabah dan generasi penerus mereka, lanjutnya, Bank DBS Indonesia juga menghadirkan DBS Expert Connection.

“Yang menghubungkan nasabah ke para pakar industri dan pemimpin bisnis di berbagai negara. Sementara DBS NextGen Excursion mendukung persiapan para generasi penerus dalam memperluas wawasan, dan eksplorasi karier, seiring networking dengan top expert dan future leaders lainnya,” ujar Natalina Syabana.

Guru Besar FEB UI dan Founder Rumah Perubahan Rhenald Kasali yang juga hadir menjelaskan semua dunia sedang berpaling ke China yang sukses mendisrupsi dunia dengan konsep factory of the world. Perusahaan-perusahaan Indonesia hanya punya dua pilihan yakni bersaing atau berkolaborasi dengan factory of the world itu.

“Intinya, menjadi inovatif sekaligus efisien. Di sisi lain, setiap generasi menghadapi tantangan yang berbeda. Hari ini generasi baru menghadapi business landscape yang disruptif dan dituntut memperbaharui masa depan perusahaan yang dirintis generasi sebelumnya. Corporate networking and personal networking menjadi penentu,” pungkasnya.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Penyaluran Kredit Permata Bank (BNLI) Tumbuh 7,4% di Semester I/2025
Next Post OJK Tegaskan Skema Risk Sharing 75:25 pada Penjaminan Kredit untuk Jaga Prinsip Kehati-hatian

Member Login

or