1
1

Banjir di Eropa Bikin Perusahaan Asuransi Ketar-ketir, Rugi Parah?

Ilustrasi. | Foto: Pexels

Media Asuransi, GLOBAL – Banjir dahsyat yang melanda Eropa Tengah dan Timur mengancam perusahaan asuransi dengan kerugian terbesar dalam beberapa dekade. Asuransi besar seperti Powszechny Zaklad Ubezpieczen, Vienna Insurance Group (VIG), dan Uniqa Insurance Group diperkirakan terkena dampak besar akibat bencana ini.

Perkiraan kerugian asuransi di Eropa Tengah mencapai 2-3 miliar euro, hampir setara dengan bencana banjir besar pada 1997, 2002, dan 2013. Beberapa perusahaan asuransi lainnya, seperti Generali dan Allianz, juga ikut terdampak.

|Baca juga: Jiwasraya dan Berdikari Insurance Kena Sanksi PKU dari OJK

Asosiasi Asuransi Austria menyebutkan klaim kerusakan diprediksi mencapai 600 hingga €700 juta, bahkan berpotensi menembus angka €1 miliar. VIG, melalui anak perusahaannya Wiener Staedtische, memperkirakan klaim sebesar €100 juta, menjadikannya yang terbesar dalam sejarah perusahaan akibat bencana alam.

Industri asuransi kini semakin sering menghadapi klaim bencana yang disebabkan oleh perubahan iklim. “Banyak kerugian yang kini lebih banyak ditanggung oleh asuransi utama, dan ini kemungkinan menjadi tren yang terus berlanjut,” kata Analis Senior Bloomberg Intelligence Charles Graham, dikutip dari The Business Times, Senin, 23 September 2024.

|Baca juga: Hanya Tinggal Kenangan, Tupperware Kini Resmi Bangkrut Usai 7 Dekade Berjaya

|Baca juga: Harga Saham BTN (BBTN) dan BRI (BBRI) Terbang Usai BI Rate Turun?

Uniqa dan VIG memiliki risiko terbesar karena posisi dominannya di Austria, sementara PZU mendominasi di Polandia. Asuransi banjir untuk rumah tinggal lebih umum di Austria dan Ceko dibandingkan dengan Polandia, yang memengaruhi besarnya klaim di masing-masing negara.

|Baca juga: Likuiditas Perbankan Cukup untuk Topang Pertumbuhan Kredit

Banjir yang terjadi akibat Badai Boris membawa hujan deras hampir tanpa henti di beberapa negara seperti Ceko, Austria, Polandia, dan Slovakia pada 12-15 September. Pemerintah di kawasan ini mengambil langkah darurat untuk membersihkan wilayah yang terdampak.

Meskipun banjir sudah mulai surut, namun level air di banyak daerah masih tetap tinggi, dan upaya pemulihan diperkirakan akan menelan biaya ratusan juta euro.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Liburan Budget Ekonomis Ala blu by BCA Digital
Next Post Fitch Ratings: Rasio Modal Asuransi Asei Turun Jadi 208% di Juni 2024

Member Login

or