Media Asuransi, GLOBAL – Sektor asuransi jiwa di Asia Pasifik (APAC) tengah berjuang untuk memenuhi ekspektasi pelanggan dengan sebagian besar karena teknologi yang sudah ketinggalan zaman. Penyesuaian harus bisa dilakukan guna menjaga daya tahan dan memacu laju bisnis di masa mendatang.
“Lebih dari separuh (57 persen) pemegang polis tidak puas dengan harga, mengutip perhitungan premi yang tidak jelas, premi yang dipengaruhi oleh faktor gaya hidup, dan biaya tersembunyi,” ungkap Laporan Asuransi Jiwa Dunia Capgemini 2025, dikutip dari Insurance Asia, Kamis, 17 Oktober 2024.
|Baca juga: PFI Mega Life Insurance akan Spin Off Unit Syariah dengan Mendirikan Perusahaan Asuransi Syariah Baru
|Baca juga: Ian F. Natapradja Diangkat Jadi Dirkeu Avrist General
Meskipun ada permintaan untuk pengalaman pelanggan yang lebih baik, namun hanya sedikit perusahaan asuransi yang berhasil mengadopsi proses berbasis data untuk layanan yang dipersonalisasi karena terhambat oleh teknologi lama dan upaya transformasi yang tidak berhasil.
Masalah pengalaman pelanggan tersebar luas, dengan 46 persen tidak puas dengan fitur produk, 45 persen terkait pendaftaran, 44 persen mengenai layanan, dan sebanyak 49 persen berkaitan proses klaim dan penyerahan.
Mayoritas perusahaan asuransi APAC (51 persen) mengaitkan pengalaman pelanggan yang buruk dengan adopsi teknologi canggih yang terbatas. Tantangan utama dari upaya transformasi lama di masa lalu meliputi kompleksitas integrasi (42 persen), ketidakselarasan dengan tujuan bisnis (58 persen), dan kurangnya sumber daya terampil (46 persen).
|Baca juga: Buntut PKPU, BEI Suspensi Perdagangan Saham PP Properti (PPRO)
|Baca juga: Bank DBS Indonesia dan Moduit Bersinergi Perluas Akses Investasi Obligasi Pasar Sekunder
Perusahaan asuransi di APAC memprioritaskan inisiatif untuk meningkatkan pengalaman pendaftaran, layanan mandiri, dan klaim, dengan 70 persen lebih menyukai pendekatan hibrida untuk modernisasi. Namun, saat ini hanya 28 persen yang siap untuk sepenuhnya memanfaatkan kemampuan AI generatif.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News