1
1

SDM Unggul Mengaliri Energi Bersih

PLN terus memperkuat agenda transisi energi melalui peningkatan kapasitas sumber daya manusia. Dalam tiga tahun terakhir, lebih dari 1.700 pegawai PLN dikirim untuk melanjutkan pendidikan lebih tinggi, salah satunya di bidang energi baru terbarukan. | Foto: PLN

Media Asuransi, JAKARTA – PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) (Persero) tidak henti-hentinya terus mendukung program transisi energi karena berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. Tidak melulu dari sisi teknologi dan digitalisasi, penciptaan Sumber Daya Manusia (SDM) unggul juga dilakukan di bidang energi termasuk yang ramah lingkungan.

Hal itu dibuktikan dengan Direktur Legal dan Manajemen Human Capital PLN Yusuf Didi Setiarto memberikan apresiasi kepada para mahasiswa Institut Teknologi PLN (ITPLN) terkait berbagai inovasi dan pencapaian apik yang sudah dilakukan. ITPLN melalui dukungan PLN diharapkan mampu menciptakan SDM yang dibutuhkan saat program transisi energi bergulir.

|Baca juga: UNDP Soroti 3 Tantangan Kritis Digital Indonesia

|Baca juga: Aviva: Aturan RBC Dorong Perusahaan Asuransi Alihkan Investasi ke Obligasi Pemerintah

Capaian itu juga membuktikan ITPLN telah menjalankan visinya untuk menjadi perguruan tinggi kelas dunia di bidang energi dan penerapan teknologi yang berwawasan lingkungan. Apresiasi yang diberikan lantaran mahasiswa ITPLN berhasil menyabet juara 1 pada kompetisi karya tulis ilmiah Plant Protection Competition 2024 bertema ‘Digitalisasi Perlindungan Tanaman‘.

Prestasi membanggakan itu diraih pada akhir Oktober silam. Karya tersebut berfokus pada inovasi aplikasi android berbasis Convolutional Neural Network (CNN) untuk mendeteksi hama pada daun sawi hijau. Meskipun bukan sebagai kampus yang berfokus pada bidang pertanian, tetapi penerapan teknologi yang berwawasan lingkungan benar-benar terjadi

Inovasi dan pencapaian itu saja bisa terjadi maka bukan tidak mungkin turut berkontribusi terhadap terciptanya sejumlah inovasi di bidang energi dan teknologi terkait. Hal itu terutama mendukung program transisi energi atau menciptakan energi bersih di Indonesia sejalan dengan program pemerintah mengenai energi yang ramah lingkungan.

Mahasiswa ITPLN itu keluar sebagai juara setelah mempresentasikan karya ilmiah berjudul ‘Inovasi Aplikasi Android Berbasis Convolutional Neural Network untuk Deteksi Hama pada Daun Sawi Hijau Guna Mewujudkan Digitalisasi Pertanian Indonesia Emas 2045‘.

|Baca juga: Tower Bersama Infrastructure (TBIG) Tawarkan Kupon Obligasi 6,45%-6,75%

|Baca juga: Kian Mudah, Kini Top Up GoPay Bisa Lewat Kartu Debit VISA dan Mastercard

Jika ditelisik lebih dalam, pihak ITPLN itu fokus pada pengembangan aplikasi di mana teknologi berbasis Artificial Intelligence (AI) ini mampu mendeteksi hama pada daun sawi hijau secara otomatis dan akurat. Sehingga, pengaplikasiannya akan mampu mengevaluasi efektivitas teknologi dalam meningkatkan produktivitas pertanian.

Didi berharap keberadaan ITPLN bisa berandil besar dalam melahirkan sumber daya manusia unggul di bidang energi dan teknologi di masa depan. Hal ini dalam rangka mendukung program transisi energi dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

”Saya sangat mengapresiasi prestasi yang diukir oleh para Mahasiswa ITPLN. ITPLN berkomitmen untuk melahirkan SDM yang unggul demi menjawab tantangan perusahaan di era transisi energi dan menyukseskan pertumbuhan ekonomi delapan persen yang dicanangkan oleh pemerintah,” imbuh Didi.

Tidak berhenti sampai di situ, PLN memang terus memperkuat agenda transisi energi melalui peningkatan kapasitas sumber daya manusia. Bahkan, dalam tiga tahun terakhir, lebih dari 1.700 pegawai PLN sudah dikirim untuk melanjutkan pendidikan lebih tinggi, salah satunya di bidang energi baru terbarukan.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menegaskan upaya itu dilakukan sebagai keseriusan PLN dalam mengembangkan SDM yang kompeten dan terlatih di bidang EBT. “Transisi energi ini memerlukan DNA baru bagi pegawai PLN. Kini, insan PLN harus bergerak ke green energy. Kami tingkatkan kapasitas insan PLN agar mampu menyukseskan transisi energi,” kata Darmawan.

|Baca juga: Ketidakpastian Global Meruncing Usai Trump Menang Pilpres AS, Mirae Asset: Stabilitas Jadi Prioritas!

|Baca juga: Obligasi senilai Rp750 Miliar Milik Chandra Asri (TPIA) Akan Jatuh 3 Bulan Lagi

Direktur Legal dan Manajemen Human Capital PLN Yusuf Didi Setiarto membeberkan berbagai langkah nyata PLN dalam meningkatkan kapasitas SDM. Antara lain dengan memberikan program pendidikan, pelatihan, kursus, hingga magang kepada insan PLN baik di dalam maupun di luar negeri.

Per akhir Oktober 2024, lanjutnya, ada sekitar 500 pegawai PLN yang sedang mempelajari bidang EBT di seluruh universitas terbaik di dunia. Selain itu, dalam tiga tahun terakhir, lebih dari 1.700 pegawai melanjutkan pendidikan ke jenjang S2 dan S3.

“Kami kirim pegawai PLN untuk mengambil atau mengakuisisi ilmu dan teknologi terkait dengan energi baru terbarukan dari universitas terbaik di seluruh belahan dunia. PLN melakukan investasi SDM secara serius,” kata Didi.

Menurunkan emisi gas rumah kaca

Indonesia berkomitmen menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 31,89 persen hingga 43,2 persen dengan bantuan internasional pada 2030. Untuk mengurangi emisi ini, kebijakan transisi energi yang diterapkan sekarang diharapkan mampu mendorong peningkatan pemanfaatan potensi EBT sekaligus bertahap mengurangi penggunaan energi bahan bakar fosil.

Dosen Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada (DTETI FT UGM) sekaligus pakar energi, Tumiran memaparkan pentingnya kesiapan Indonesia dalam menjalani transisi energi. Tumiran mengakui pemerintah sudah membuat target 23 persen energi baru terbarukan dalam kebijakan nasional.

|Baca juga: Asuransi Tani Diproyeksikan Jadi Primadona di 2025, Zurich Syariah Siap Berkontribusi?

|Baca juga: Asuransi Parametrik Dinilai Buat Gen Z Melirik untuk Berasuransi, Kok Bisa?

Namun, lanjutnya, tantangan terbesar terletak pada sektor industri dan kemampuan ekonomi masyarakat dalam menanggung biaya energi terbarukan tersebut. “Transisi energi bukan hanya soal mengurangi impor BBM dan LPG, tetapi juga mencapai swasembada energi nasional yang akan membangun ketahanan energi,” tegas Tumiran.

Tumiran menekankan perlunya pendekatan yang komprehensif untuk mengembangkan industri energi terbarukan di Tanah Air, mengingat Indonesia memiliki potensi besar dengan energi matahari, angin, dan geotermal. Meski demikian, diperlukan infrastruktur dan kebijakan yang mendukung.

“Bukan sekadar mengandalkan regulasi,” tuturnya.

Dirinya mengingatkan transisi energi yang efektif membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, industri, dan akademisi untuk menciptakan pasar energi terbarukan yang berkelanjutan dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Menurutnya, dengan potensi pasar dalam negeri yang besar, Indonesia diharapkan mampu memanfaatkan transisi energi ini untuk membangun industri nasional yang tangguh dan berdaya saing di kancah internasional. “Sekaligus mendukung capaian pembangunan berkelanjutan dan menjaga keberlanjutan lingkungan bagi generasi mendatang,” ucapnya.

Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan setiap negara memiliki tantangan dan kebutuhan yang berbeda dalam melakukan transformasi sistem energi. Pada konteksnya, transisi energi bukan hanya tentang perubahan pemanfaatan dan penggunaan bahan bakar fosil ke energi terbarukan, tetapi menyangkut aspek yang sangat kompleks.

|Baca juga: Tap Insure Perluas Distribusi Produk Asuransi Perjalanan, Kini Lebih Mudah via VFS Global!

|Baca juga: Bank Mandiri (BMRI) Perkuat Komitmen Dorong Ekonomi Berkelanjutan di COP 29

“Transisi energi akan mengubah banyak hal, perubahan pekerjaan, skenario pembangunan, orientasi bisnis, dan lainnya. Karena itu, dibutuhkan strategi dan mekanisme yang tepat untuk mengidentifikasi tantangan saat ini dan tantangan di masa ke depan agar transisi energi rendah karbon yang adil dan merata dapat terlaksana dengan baik,” ujarnya.

Setidaknya terdapat tiga tantangan besar dalam transisi energi yang perlu mendapatkan perhatian bersama. Pertama, akses energi bersih. Kedua, pendanaan di mana proses transisi membutuhkan dana yang sangat besar. Ketiga, dukungan riset dan teknologi.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Eniya Listiani Dewi menyatakan pemerintah berkomitmen untuk lebih agresif dalam mendorong transisi energi dan menurunkan emisi. “Pemerintah benar-benar berkomitmen untuk menurunkan emisi,” ujar Eniya.

Eniya menyebutkan empat parameter ketahanan energi, di mana masing-masing parameter menjadi fokus utama pemerintah dalam menjaga keberlanjutan dan keamanan energi di masa depan. Eniya juga meyakinkan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah memiliki peta jalan sebagai panduan dalam mencapai target dan tujuan energi nasional.

“Jadi, dalam empat parameter ketahanan energi, telah dibicarakan tentang jumlah ketersediaan, aksesibilitas, keterjangkauan, dan penerimaan. Di Kementerian ESDM kami memiliki peta jalan untuk sektor energi,” kata Eniya

|Baca juga: BNI (BBNI) Teken Fasilitas Pinjaman US$600 Juta dari Konsorsium Bank Asing

|Baca juga: Ternyata Ini Alasan Utama Pemerintah Pede Ekonomi Indonesia Mampu Tembus 8%

Selain itu, dirinya mengatakan, pemerintah tidak hanya akan fokus pada transisi energi, tetapi juga fokus pada efisiensi energi. Menurutnya, dengan hanya mengimplementasikan efisiensi energi, emisi dapat dikurangi hingga 32 persen.

“Kita punya lebih banyak fokus di kabinet baru ini. Kami akan lebih fokus pada investasi transmisi. Jadi, infrastruktur energi terbarukan dibangun. Tentu saja, di masa mendatang, kami akan lebih aktif tidak hanya dalam energi baru, tetapi juga efisiensi energi, kami dapat mengurangi emisi hingga 32 persen hanya dengan melakukan efisiensi energi,” jelas Eniya.

Lebih lanjut, Eniya menegaskan, pemerintah telah menyiapkan regulasi-regulasi untuk mendukung rencana pemerintah dalam menerapkan efisiensi energi. “Jadi, untuk meningkatkan bauran energi dan konservasi energi, kita perlu lebih agresif. Tahun depan, kita akan mewajibkan pengelolaan energi di semua gedung di Jakarta. Jadi, kita akan buat aturannya,” kata Eniya.

Presiden Prabowo Subianto menegaskan komitmen pemerintahannya untuk mencapai swasembada energi. Ia menekankan pentingnya kemandirian energi sebagai langkah antisipasi terhadap ketegangan geopolitik dan ketidakpastian pasokan energi dari luar negeri.

|Baca juga: BCA Bagikan Dividen Interim Tunai Rp50 per Saham

|Baca juga: Berkunjung ke AS, Prabowo Ajak Freeport hingga Chevron Ikut Bangun RI

“Kita harus siap menghadapi kemungkinan terburuk di tengah meningkatnya ketegangan global. Dalam situasi seperti ini, setiap negara akan memprioritaskan kepentingannya sendiri. Karena itu, Indonesia harus mampu berdiri di atas kaki sendiri dengan mencapai swasembada energi,” pungkas Prabowo.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Harga Bitcoin Diprediksi Tembus Level US$91.500
Next Post DBS Foundation Hadirkan Kebutuhan Pokok bagi Masyarakat Rentan di Seluruh Asia

Member Login

or