Media Asuransi, GLOBAL – Aviva Investors memperkirakan perusahaan asuransi di Hong Kong akan mengalihkan investasinya ke obligasi pemerintah untuk memenuhi kewajiban mereka secara efisien. Kondisi itu seiring penerapan aturan modal berbasis risiko (RBC) pada Juli 2024.
Mengacu pada pengalaman Singapura yang memperkenalkan RBC2 pada 2020, aturan serupa mendorong peningkatan aset asuransi jiwa sebesar 15 persen dan asuransi umum lebih dari 30 persen antara 2019 hingga 2022.
|Baca juga: Diterpa Isu Gagal Bayar Klaim, Begini Tanggapan Bos Prudential!
|Baca juga: Tips Ampuh Ngumpulin Dana Buat Jalan-jalan Tanpa Bikin Kantong Bolong
Dilansir dari laman Insurance Asia, Senin, 11 November 2024, aturan ini mengharuskan perusahaan asuransi untuk mengevaluasi neraca dan mengoptimalkan alokasi aset agar memenuhi persyaratan peraturan yang berlaku.
Di Hong Kong, peraturan RBC mencakup beban modal 40 persen untuk risiko ekuitas maju, lebih tinggi dibandingkan dengan 35 persen di Singapura. Perbedaan ini diperkirakan berdampak pada perbedaan alokasi aset di kedua pasar tersebut.
Dengan meningkatnya pengawasan regulasi, para ahli memprediksi manajemen risiko likuiditas akan menjadi fokus utama perusahaan asuransi di Hong Kong. Aset likuid, seperti obligasi pemerintah jangka pendek atau obligasi berkualitas tinggi, dinilai mampu memberikan perlindungan terhadap volatilitas pasar sambil memenuhi persyaratan baru.
|Baca juga: 5 Langkah yang Wajib Diterapkan untuk Mengelola Keuangan Rumah Tangga
|Baca juga: SeaMoney dan MSIG Insurance Bersinergi Hadirkan Asuransi Perjalanan untuk Wisatawan Singapura
Adopsi kerangka RBC di Hong Kong dinilai sebagai upaya memperkuat ketahanan sektor asuransi di tengah tantangan likuiditas, sekaligus mendorong perusahaan asuransi untuk menyeimbangkan antara imbal hasil dan efisiensi modal.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
1 
